Foto: Li Wei “Vasilii” Jun, istimewa

Gamers, bercita-cita menjadi pemain game profesional adalah sah-sah saja saat ini. Mengapa? Tak bisa dipungkiri, e-sport sudah menjadi cabang olahraga sekaligus bisnis yang menjanjikan banyak penghasilan. Tak hanya dari hadiah turnamen, tawaran endorsement produk tertentu dan fee dari streaming di kanal live tertentu tak kalah menggiurkan.

Saat akhirnya kamu sudah menjadi pemain game profesional yang terkenal, sebaiknya kamu belajar dari pengalaman beberapa gamer ini yang kariernya sebagai gamer pro hancur gara-gara kesalahan fatal yang mereka lakukan. Apa saja kesalahan fatal yang bisa menghancurkan karier gamer?

1. Manipulasi Hasil Pertandingan
Manipulasi dalam hasil pertandingan atau match fixing ternyata juga merambah dunia eSports, tak hanya di dunia sepakbola. Pengaturan hasil pertandingan tersebut tak lain disebabkan karena perjudian. Banyak “bandar” judi yang rela membayar para gamer untuk melakukan hal curan. Hal ini pernah terjadi beberapa kali di kompetisi Dota 2.

Salah satu contohnya adalah perilaku Leonid “Sonic” Kuzmenkov dan Dmitri “Ax.Mo” Morozov. Mereka adalah pemain Dota 2 asal Rusia yang bermain untuk tim DX. Saat kualifikasi World Cyber Arena 2017, mereka tertangkap sedang merencanakan match fixing oleh eSports Integrity Coalition (ESIC), Uprise Champions Cup, dan Sportsradar. Akibatnya, kedua pemain tersebut dilarang mengikuti kompetisi Dota 2 selama dua tahun, hingga Oktober 2019.

2. Tidak Kekerasan 
Ssst… sudah jadi rahasia umum jika banyak gamer profesional yang punya banyak uang bisa menggaet pacar cantik. Tapi, hati-hati, terkadang punya pacar bisa jadi bumerang saat tanpa sadar kita melakukan kekerasan fisik pada pacar kita. Itu terjadi pada Li Wei Jun atau yang lebih dikenal dengan nama Vasilii, pemain League of Legends yang tergabung dalam tim Newbee.

Pada akhir tahun lalu, Vasilii melakukan kesalahan yang berpengaruh pada kariernya. Saat dia sedang live streaming di Twitch, Vasilii terekam melakukan tindak kekerasan kepada pacarnya dan saat itu ditonton secara live oleh ribuan pemirsa. Akibatnya, Newbee pun memutuskan kontraknya dengan Vasilii.

3. Mengucapkan Kata-kata Berbau Rasis
Tak hanya di dunia sepakbola, kata-kata dan tindakan rasis di dunia game profesional juga sangat sensitif. Kenapa? Tentu saja karena olahraga elektronik ini dilakukan dan dinikmati oleh orang dari berbagai suku dan negara di dunia. Dengan mengatakan hal yang berbau SARA, pelaku akan merendahkan sportivitas sekaligus martabat semua orang.

Hal ini pernah dilakukan oleh Dellor, pemain Overwatch profesional untuk Toronto eSports. Suatu saat, dia mengucapkan satu kata rasis secara berulang-ulang selama 30 detik saat live dalam akunnya di Twich. Akibat perilakunya tersebut, Dellor pun langsung dikeluarkan dari Toronto eSports dan tidak kembali lagi di dunia e-sport.

4. Suap Menyuap
Masih terkait dengan manipulasi hasil pertandingan, kasus suap menyuap juga menjadi hal yang bisa menghancurkan karier pemain gamer pro. Ma Jae Yoon atau yang lebih dikenal dengan sAviOr merupakan salah satu pemain StarCraft: Brood War terbaik yang pernah ada. Sayangnya, dia tergoda untuk disuap agar sengaja kalah di kompetisi StarCraft: Brood War Korea Selatan pada 2009.

Akibat perbuatannya tersebut, Korea eSports Association (KESPA) melarang dia berpartisipasi di seluruh kompetisi yang diadakan KESPA selama seumur hidup. Kariernya tamat.

5. Doping
Professional gamer membutuhkan ketahanan tubuh yang prima. Sayangnya, ada beberapa oknum yang menggunakan obat-obatan sejenis ADHD untuk meningkatkan performa. Jenis obat-obatan tersebut digolongkan sebagai doping.

Sebagai contoh, dikutip dari independent.com, Kory Friesen yang dikenal dengan sebutan Semphis, seorang pemain Counter-Strike: Global Offensive player, terbukti menggunakan zat doping saat mengikuti turnamen di Polandia. Karena kasus tersebut, ada rencana untuk melakukan standarisasi tes doping bagi para pemain game profesional.

Gamers, sebagian dari kalian pasti sudah mengetahui bahwa keyboard mekanikal bukan satu-satunya keyboard yang bisa digunakan untuk bermain gim. Saat ini, ada pula jenis keyboard yang menggunakan teknologi keyboard bersensor optik atau keyboard infra-merah.

Dengan sistem mekanikal yang mengandalkan sensor optik untuk menggerakkan sinyal ke komputer, keyboard mekanikal infra-merah mempunyai sensasi yang kurang lebih sama dengan keyboard. Saat ini,  banyak produsen switch lain yang tertarik untuk memproduksi switch mekanikal serupa. Sebut saja Kaihl dan Outemu, merek asal China ini mulai mengenalkan switch berteknologi infra-merah tersebut.

Sebenarnya, apa saja kelebihan keyboard dengan menggunakan sensor optik dibandingkan keyboard mekanikal biasa?

1. Komponennya tahan karat.

Produsen switch mekanikal infra-merah mengklaim bahwa komponen mekanikal yang digunakan pada switch infra-merah lebih awet karena sangat minim mengalami oksidasi yang berpotensi menjadikan komponen berkarat, layaknya pada switch mekanikal konvensional.

2. Ketukan lebih lembut.
Dengan menggunakan sistem infra-merah, gesekan antara tuas dengan papan PCB dapat dihindarkan. Tanpa gesekan, ketukan jadi terasa lebih lembut dan terhindar dari keausan. Itulah alasan mengapa produsen keyboard yang menggunakan switch infra-merah berani mengklaim bahwa produk mereka bisa tahan sekitar 50  – 80 juta klik.

3. Kecepatan transmisi sinyal lebih cepat.
Biasanya, pada switch mekanikal konvensional, jarak aktuasi atau jarak pertemuan antara tuas dengan papan Printed Circuid Board (PCB) adalah 2 – 2,2mm. Nah, di switch infra-merah, jarak aktuasi itu kurang dari 1,5 mm sehingga berpengaruh pada kecepatan transmisi sinyal.

Produsen switch infra-merah mengklaim jika kecepatan transmisi sinyal switch produksinya lebih cepat sekitar 0,2 mikro detik dibanding kecepatan switch mekanikal konvensional.

4. Anti air.

Ini juga merupakan kelebihan switch infra-merah. Karena tidak menggunakan PCB konvensional yang saling terkait dengan menggunakan elemen konduktor, maka kelistrikan switch infra-merah takkan mengalami arus pendek atau konsleting saat terkena air. Bahkan, keyboard ini dapat dimainkan sambil dicelup di dalam air.

Kemampuan itu juga dimungkinkan karena switch keyboard jenis ini tidak menggunakan sistem solder untuk menyambung satu komponen dengan komponen lain.

5. Harga tetap terjangkau.

Meski menggunakan switch berteknologi baru, keyboard mekanikal bersensor infra-merah tetap berada dalam kisaran yang terjangkau. Produsen mengatakan bahwa komponen termahal dalam keyboard ini adalah PCB-nya, namun itu bisa ditekan berkat switch yang harganya bisa bersaing dengan switch keyboard mekanikal konvensional.

Gamers, kita tidak bisa lagi memungkiri bahwa semakin banyak orang yang menggunakan ponsel pintar mereka sebagai sarana untuk bermain gim. Tak perlu jauh-jauh, sekumpulan karyawan yang sedang beristirahat makan siang pun dapat memainkan ponsel mereka sambil tersenyum-senyum sendiri atau bahkan, mengumpat lepas kontrol.

Di tengah maraknya jenis gim PC yang digarap makin serius oleh para pengembang gim, permainan dengan menggunakan ponsel pintar tak bisa dipandang sebelah mata. Untuk memahami mengapa banyak kalangan gamer yang memilih menekuni permainan mobile gaming, yuk kita lihat 10 alasan orang lebih memilih bermain lewat ponsel daripada PC atau konsol.

1. Dapat bermain di mana saja
Jelas terlihat bahwa salah satu keunggulan dari smartphone adalah kepraktisannya. Perangkat tersebut memiliki ukuran yang pas di kantong, sehingga memudahkan untuk dibawa ke mana saja. Ketika sedang jenuh dan membutuhkan hiburan, kamu hanya perlu merogoh kantong baju atau celanamu. Dalam hitungan detik, kamu sudah dapat memainkan game. Tidak peduli apakah sedang berada di rumah, di sekolah, kereta api, ataupun tempat-tempat lainnya.

2. Durasi game lebih cepat
Gim dalam ponsel pintar memiliki durasi permainan yang relatif singkat. Sebut saja Cut The Rope, Angry Birds, hingga game FPS, seperti Modern Combat 5, yang rata-rata setiap misinya dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 10 menit.

3. Ponsel pintar makin murah
Butuh dana yang tidak sedikit untuk membeli konsol atau PC dengan spesifikasi tinggi. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan smartphone. Dengan harga relatif murah, kamu sudah bisa mendapatkan sebuah perangkat untuk menjalankan game-game yang sedang populer saat ini.

4. Lebih multi-fungsi
Meskipun luar biasa menyebalkan saat asyik-asyik bermain gim, tiba-tiba ada panggilan telepon masuk, tapi tak bisa dipungkiri bahwa dengan bermodalkan sebuah smartphone, kamu bisa mengakses beragam manfaat, seperti fitur Whatsapps, multimedia, browsing, dan tentu saja… selfie.

5. Ada gamepad untuk bermain di ponsel.
Kelemahan ponsel saat digunakan untuk bermain adalah kontrol pengoperasian yang sulit karena tombol yang relatif kecil. Tapi, saat ini hal itu tidak bisa jadi alasan lagi. Kalian bisa bermain di ponsel dengan menggunakan gamepad. Bahkan, gamepad Rexus Gladius GX1 dan GX2 menyediakan paket penjualan yang dilengkapi dengan holder atau claw sehingga makin praktis saat digunakan bermain.

6. Banyak pilihan gim “gratisan”.
Satu lagi keunggulan smartphone atas konsol atau PC adalah banyaknya variasi permainan yang tersedia secara gratis sehingga kamu tidak perlu lagi mengeluarkan bujet lebih.

7. Gameplay relatif lebih gampang.
Buat kalian yang suka bermain gim tanpa mikir, mobile gaming sepertinya lebih cocok. Cukup gunakan jarimu untuk mengombinasikan beberapa gerakan sederhana di atas layar, kamu sudah dapat menikmati permainan.

8. Gampang pengaturannya.
Gim atau aplikasi dapat terinstal dengan mudah di smartphone. Demikian juga ketika ingin menghapus, cukup tahan beberapa saat lalu pilih uninstall. Tidak dibutuhkan verifikasi serial number atau launcher tambahan layaknya di gim PC.

9. Makin banyak pilihan gim PC yang menyediakan versi smartphone.
Gim seperti Grand Theft Auto milik Rockstar, LIMBO dari Playdead, This War of Mine dari 11 bit Studios, PUBG Mobile, dan lainnya, mulai hadir dalam versi smartphone, dengan pengalaman bermain yang tak kalah seru dengan versi konsol maupun PC.

10. Makin banyak gadget pendukung mobile gaming.
Tak hanya gamepad, saat ini banyak produsen yang memproduksi peralatan pendukung gim via ponsel. Salah satunya adalah mobile gaming headset, seperti Rexus S3 Pro. Dengan fitur mic dan audio serta port yang disesuaikan dengan elemen ponsel, Rexus S3 Pro membuat pengalaman bermain gim di ponsel makin yahud.

Gamer, siapa sih yang ngga ingin punya kursi gaming sendiri? Tak hanya sekedar nyaman, main gim di atas kursi gaming memang dinilai lebih sehat, terutama buat tulang punggung. Untuk memboyong kursi gaming, harga yang dikeluarkan lumayan banyak sehingga kamu harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli.

Apa saja yang perlu jadi pertimbangan?

1. Terbuat dari material berkualitas. Material itu terdiri dari besi rangka yang terbuat dari baja yang kuat, busa yang tak mudah kempes, kulit sintetis yang tak mudah sobek, dan material plastik yang kuat, terutama pada arm-rest dan roda.
   
2. Punya fitur yang menarik dibandingkan kursi gaming serupa. Iya, donk… Dengan harga yang tak bisa dibilang murah, kamu berhak untuk mendapatkan fitur lebih. Sebagai contoh, Rexus Dark Thrones DT1 mengadopsi surface breathable pada kulit sintetisnya, yaitu lubang-lubang ventilasi yang akan membuat punggung tetap sejuk saat duduk di atasnya.
3. Mempunyai sandaran tangan yang bisa disesuaikan. Ukuran tubuh gamer berbeda-beda sehingga kursi gaming yang baik adalah yang mempunya arm-rest yang bisa diatur posisinya. Rexus Gaming Chair 102, 103, Raceline, dan Dark Thrones Legacy DT1 mempunyai arm-rest 3D yang bisa diatur posisi dan ketinggiannya.
   
4. Mempunyai ruang duduk yang cukup lebar. Kursi gaming yang luas akan nyaman untuk diduduki, meski tubuh penggunanya kurus. Gaming Chair Rexus 10, 102, 103, Raceline RC1, dan Dark Thrones Legacy DT1 mempunyai ukuran hingga XL sehingga dapat diduduki oleh orang dengan ukuran badan besar, maksimal 150 kilogram.
5. Mempunyai sandaran punggung yang tinggi dan lebar. Ukuran sandaran punggung yang luas tersebut berfungsi untuk menyangga semakin banyak posisi tubuh belakang pemain. Bentuk yang ergonomis ini sangat dirasakan bagi para pembalap yang pasti akan terhentak ke belakang.
6. Sandaran punggung yang bisa diatur. Biasanya, kursi gaming mempunyai 3 mode penganturan back rest, yaitu 90° untuk mode kerja atau gaming, 130° untuk mode membaca atau menonton, dan 180° untuk bersantai, istirahat atau bahkan tidur.
   
7. Faktor Keseimbangan. Kursi gaming yang bagus mempertimbangkan segi keseimbangan sehingga meski kita rebahan di atasnya, kursi ini takkan terbalik.
8. Mempunyai bantalan leher. Tujuannya adalah untuk menyangga leher dan kepala agar tak mudah pegal atau salah urat.
9. Ada penopang lumbar atau bantalan tulang punggung. Kursi gaming mempunyai strap yang berguna untuk mengikat bantal penopang yang bisa disesuaikan dengan tinggi posisi lengkungan tulang belakang.
   
10. Sesuaikan dengan bujet. Banyak sekali merek kursi gaming di pasaran, mulai dari harga 2 jutaan hingga puluhan juta. Cari produk kursi gaming yang terjangkau namun berkualitas dan mempunyai durabilitas tinggi.
11. Pertimbangkan layanan purna jualnya, seperti garansi. Banyak produsen kursi gaming yang tidak memberi layanan garansi, tapi Rexus berani untuk memberi garansi untuk kursi gaming. Tentu saja, dengan ketentuan dan syarat yang berlaku.

Jadi, sudah mempertimbangkan kursi gaming apa yang ingin kamu beli?

Baca juga:

6 Posisi Duduk Paling Tepat Saat Bermain Game

Review Rexus Gaming Chair RGC-103: Serasa Duduk di Captain Seat

Foto: easports.com

Gamers, siapa di antara kalian yang merupakan penggemar gim FIFA 18? Jika kalian salah satu penggemar gim sepak bola ini, pasti “ngeh” ada yang aneh di lining up negara yang masuk dalam daftar FIFA 18. Apakah itu?

Dilansir venturebeat.com, timnas Kroasia yang pada perhelatan Piala Dunia 2018 ini membuat kejutan dengan mencapai final, ternyata tidak termasuk dalam daftar tim negara FIFA 18 mode regular selama ini.

Gim yang dirilis oleh EA Sports pada September 2017 lalu ini tidak memasukkan negara ini dan baru memasukkan nama tim ini pada Mei 2018 kemarin.

Hal ini tentu menjadi hal yang mengherankan karena Kroasia bukanlah negara “kemarin sore” di bidang sepak bola. Banyak nama besar pemain bola yang ada di klub-klub elite Eropa, seperti Luca Modric (Real Madrid), Ivan Rakitic (Barcelona), Ivan Perisic (Inter Milan), Dejan Lovren (Liverpool), sampai Mario Mandzukic (Juventus).

Bahkan, banyak legenda sepak bola kelahiran negara Semenanjung Balkan ini, sebut saja Zvonimir Boban yang merupakan bekas striker legendaris AC Milan atau legenda hidup Real Madrid, Davor Suker.

Di FIFA 18, timnas ini sayangnya hanya bisa dimainkan secara khusus dan eksklusif dalam mode FIFA World Cup 2018 yang merupakan salah satu free major update yang baru dirilis.

Jika kemudian pada final Piala Dunia 2018 besok tim besutan Zlatko Dalic ini berhasil mengandaskan tim Ayam Jantan Prancis, apakah timnas Kroasia akan dimasukkan EA dalam daftar negara yang bisa dimainkan di mode regular FIFA 19? Atau, memang ada sentimen pribadi EA Sports terhadap Krosia?

Tak ada yang tahu. Kita tunggu saja…