Gamer, salah satu material pelaspis headset yang banyak digunakan oleh headset premium adalah protein leather. Bagi banyak dari kita yang kurang familiar dengan jenis kulit sitentis ini karena lebih terkenal jenis jenis lapisan PU leather ataupun PVC leather.

Pada headset, protein leather atau juga disebut pleather ini diaplikasikan pada earpad dan bando. Kedua komponen itulah yang langsung bersentuhan dengan kulit kita sehingga hasilnya penggunaan kulit imitasi ini membuat headset lebih nyaman digunakan.

Foto: Headset dengan protein leather/soundguys.com

Protein Leather Mirip Kulit Asli

Disebut “protein” karena kulit imitasi ini mengombinasikan bubuk protein dengan senyawa resin untuk membentuk lembaran kulit buatan yang memiliki kekuatan dan karakteristik yang mirip dengan kulit asli. Lembaran kulit imitasi tersebut kemudian disatukan dengan polyester sebagai material utamanya.

Protein leather diklaim lebih mirip dengan kulit asli karena mempunyai pori-pori layaknya kulit asli. Dengan teknologi penyamakan yang mutakhir, meski berpori, permukaan protein leather lebih halus.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa pleather ini dapat dikatakan sebagai pengganti kulit di masa depan. Seiring kulit asli makin langka karena keterbatasan sumber dan pengolahannya, protein leather dapat diproduksi secara massal.

Selain itu, protein leather dinilai mempunyai kelebihan dibandingkan kulit asli. Keunggulan protein leather dibandingkan kulit asli tentu adalah soal harga yang lebih terjangkau.

Selain itu, karena dibuat dengan menggunakan mesin, maka warna dan kualitas yang dihasilkan akan selalu konsisten. Soal durabilitas, protein leather dapat awet hingga pulihan tahun.

Dari segi perawatan, protein leather membutuhkan perawatan jauh lebih minim dibandingkan dengan perawatan kulit asli. Secara periodik, kulit asli harus dirawat, yaitu dengan menggunakan losion pelembap kulit agar terhindar dari kekeringan yang menyebabkan lapisan kulit berkerak dan akhirnya sobek. Kulit asli juga tidak bisa dijemur secara langsung di bawah sinar matahari.

Protein Leather Digunakan pada Headset

Penggunaan kulit imitasi awalnya banyak diaplikasikan pada produk fashion. Sejak marak kampanye anti penggunaan pakian dari bulu atau kulit hewan, kulit imitasi jadi satu pilihan pengganti kulit.

Tak hanya fashion, produk furnitur juga memanfaatkan bahan ini. Semakin ke sini, semakin banyak produk yang menggunakan bahan kulit imitasi, termasuk peralatan audio dan gaming.

Penggunaan material protein leather pada headset membuat perangkat ini jadi makin nyaman dan tetap mudah dibersihkan.

Kamu bisa menemukan headset yang menggunakan pelapis protein leather pada headset Reus produk headset Rexus HX20 dan HX25. Kedua headset ini menggunakan protein leather pada bando dan earpad-nya.

Dua headset yang masuk dalam lini Thundervox Stream Series ini kini hadir dalam warna putih yang elegan. Tentu saja, dalam edisi tersebut, pelapis protein leather yang digunakan juga berwarna putih.

Foto: Earpad headset Rexus HX20/HX25

Dapat Dicopot dan Dibersihkan 

Karena merupakan bagian headset yang langsung bersentuhan dengan kulit dan rambut, maka earpad mudah kotor ataupun aus. Keringat, sebut, paparan minyak rambut, hingga paparan debu membuat earpad dengan lapisan protein leather tak lagi nyaman dipakai.

Jangan kuatir, kedua headset ini mempunyai sistem earpad yang bisa dilepas untuk dibersihkan sendiri. Cara membersihkannya pun sangat mudah. Kamu bisa melihatnya di sini.

Bahkan, kamu bisa membeli earpad-nya secara terpisah jika earpad sudah terlalu kotor atau mulai aus karena penggunaan, Rexus menyediakan suku cadang earpad headset ini di toko resmi semua marketplace. Salah satunya di sini.

Suku cadang earpad tersebut juga menggunakan protein leather yang sama sehingga tetap senyaman earpad bawaan headset. Dengan earpad yang menggunakan sistem copot-pasang mudah, kamu bisa tetap menikmati kualitas dan kenyamanan headset Rexus HX20 dan HX25 seperti layaknya baru beli.