Awas! Blue Light di Monitor Lebih Berbahaya dari Ultraviolet. Atasi dengan Cara Ini

awas! blue light di monitor lebih berbahaya dari ultraviolet. yuk, atasi dengan cara ini Awas! Blue Light di Monitor Lebih Berbahaya dari Ultraviolet. Atasi dengan Cara Ini gaming 459544 640 1

Gamers, seringkali kita mendapatkan informasi bahwa sinar ultraviolet atau UV digolongkan sebagai sinar yang berbahaya. Banyak informasi yang menyatakan bahwa UV dapat menyebabkan gangguan penglihatan, iritasi pada kulit, hingga kanker kulit (melanoma).

Informasi yang membuat kita bergidik tersebut tentu tak salah. Namun, kamu pun perlu memberi perhatian pada jenis sinar yang juga tak kalah berbahaya dan justru lebih sering kita jumpai pada layar peralatan elektronik yang tiap hari kita gunakan. Sinar itu adalah Blue Light atau Blue ray.

Apa itu Blue Light?
Blue light atau blue ray merupakan salah satu jenis sinar berdasarkan warnanya. Sumber utama Blue Light tentu saja adalah matahari. Seperti kita ketahui, sinar matahari terdiri atas sinar berwarna merah, oranye, kuning, hijau, biru, indigo, dan yang sering kita dengar, ungu atau violet.

Masing-masing jenis sinar tersebut mempunyai tingkat energi dan pancaran gelombang yang berbeda. Menurut penelitian, semakin panjang gelombang sebuah sinar, semakin kecil energi yang dihasilkannya.

awas! blue light di monitor lebih berbahaya dari ultraviolet. yuk, atasi dengan cara ini Awas! Blue Light di Monitor Lebih Berbahaya dari Ultraviolet. Atasi dengan Cara Ini spectrum

Nah, di antara jenis sinar tersebut, sinar berwarna merah mempunyai panjang gelombang terpanjang dan energi paling kecil, sedangkan sinar biru atau blue ray mempunyai panjang gelombang terpendek dengan energi kedua terbesar setelah sinar Ultraviolet. Semakin terlihat putih sebuah sinar, semakin besar komponen blue ray yang dimilikinya.

Mengapa Blue Light Lebih Berbahaya?
Efek negatif sinar ultraviolet (UV) memang tak terbantahkan, terutama untuk kesehatan kulit. Ketiga jenis ultraviolet (UV A, UV B, dan UV C) sama-sama berpotensi merangsang terjadinya mutasi pada sel kulit memunculkan sel-sel kanker pada kulit.

Akan tetapi, paparan sinar UV tersebut sudah banyak diantisipasi dengan beragam produk lotion pelindung kulit. Paparan sinar UV matahari juga bisa dihindari dengan mengurangi kegiatan di luar ruangan, menggunakan kacamata gelap, atau menggunakan pakaian tertutup.

Menurut Gary L Morgan, dokter spesialis mata dari Eye Tech Associates Arizona, AS, bahaya sinar UV lebih terkait dengan efeknya terhadap kulit daripada bagi mata. Mengapa? Sinar UV mempunyai panjang gelombang 100 – 400nm, sedangkan daya kemampuan mata adalah antara 400 – 750nm. Artinya, sinar UV tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang sehingga efeknya tidak langsung dapat dirasakan mata.

awas! blue light di monitor lebih berbahaya dari ultraviolet. yuk, atasi dengan cara ini Awas! Blue Light di Monitor Lebih Berbahaya dari Ultraviolet. Atasi dengan Cara Ini spektrum2

Hal ini berbeda dengan sinar Blue Light atau Blue Ray. Sinar biru ini mempunyai panjang gelombang 400 – 500nm sehingga langsung bisa dilihat dan dirasakan efeknya oleh mata. Menurut Morgan, hal inilah yang membuat Blue Light lebih berbahaya bagi mata dibanding jenis sinar yang lain.

Efek Negatif dari Monitor
Selain langsung dapat dirasakan oleh mata, efek negatif Blue Light juga makin banyak dirasakan karena sinar ini juga diproduksi oleh tampilan ponsel atau gawai, televisi, hingga monitor komputer. Beragam perangkat elektronik saat ini menggunakan Fluorescent light, bohlam CFL (Compact Fluorescent Light), atau layar yang menggunakan teknologi LED.

awas! blue light di monitor lebih berbahaya dari ultraviolet. yuk, atasi dengan cara ini Awas! Blue Light di Monitor Lebih Berbahaya dari Ultraviolet. Atasi dengan Cara Ini programming 2115930 640

foto: pixabay

Menurut informasi yang diperoleh dari preventblindness.org, meski kekuatan Blue Light pada perangkat elektronik tersebut tidak sebanding dengan sinar matahari, tetapi justru lebih berisiko menyebabkan gangguan penglihatan karena relatif diakses dalam waktu lama.

Menurut fakta yang diperoleh dari penelitian Philip Lighting, secara global orang menghabiskan 6.24 jam setiap harinya di depan layar. Akan lebih besar jika seseorang mempunyai hobi bermain game yang menghabiskan waktunya berjam-jam di depan komputer.

Bagaimana Mengatasinya?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri memprediksi bahwa pada tahun 2050, satu dari dua orang mengalami myopi atau rabun jauh. Oleh karenanya, perawatan mata mutlak dilakukan untuk menjaga performa mata tetap bagus.

awas! blue light di monitor lebih berbahaya dari ultraviolet. yuk, atasi dengan cara ini Awas! Blue Light di Monitor Lebih Berbahaya dari Ultraviolet. Atasi dengan Cara Ini eye 1132531 640 1

Dalam sebuah seminar, dr. Gitalisa Andayani, Sp.M (K), spesialis mata dari Jakarta Eye Center, memberikan tip agar mata tetap sehat dan nyaman meski kamu kerap menghabiskan mata di depan komputer atau layar monitor.

1. Kurangi durasinya.
Prinsipnya, kurangi waktu di depan layar komputer, ponsel pintar dan televisi. Sebab, terlalu lama di depan layar bisa menyebabkan mata jadi lelah dan melemahkan penglihatan.

2. Sempatkan untuk mengistirahatkan mata.
Jika kamu tidak bisa mengurangi waktu yang dihabiskan di depan layar, gunakan tetes pelumas mata dan tutup mata selama 2 detik setiap 20 menit. Tujuannya agar mata bisa istirahat.

3. Hindari asap rokok.
Asap rokok selain akan mengakibatkan iritasi pada mata juga bersifat racun bagi mata.

4. Makan makanan bergizi.
Jaga makan dan terapkan diet seimbang, sehat, dengan banyak sayuran dan buah segar. Vitamin A sangat berperan penting bagi kesehatan mata kamu.

5. Cukup istirahat.
Usahakan tidur selama 7-9 jam setiap malam.

6. Jangan asal kucek.
Jagalah kebersihan dan cuci tangan jika ingin menggosok atau menyentuh untuk menghindari risiko infeksi.

2 replies

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] Baca juga: Awas! Bluelight di Komputer Lebih Bahaya daripada Sinar Ultraviolet. Atasi dengan Cara Ini! […]

  2. […] Awas! Bluelight dari Monitor Lebih Berbahaya dari Sinar Ultraviolet […]

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *