Gamer, salah satu hal yang wajib kamu lakukan jika mempunyai mouse gaming nirkabel atau wireless adalah secara teratur mengisi ulang daya baterainya. Wajar, mouse tersebut memiliki baterai tanam yang harus di-charge secara teratur agar dapat beroperasi.
Hal itu penting diketahui buat para pemilik mouse nirkabel atau mouse dual connection, seperti mouse DAXA Air Wireless, DAXA Pro Wireless, maupun mouse Rexus Arka. Ketiga mouse tersebut dilengkapi baterai rechargeable lithium-ion yang ditanam dalam mouse.
Proses pengisian ulang daya tersebut berlangsung dengan cara memasukkan daya listrik Direct Current (DC) ke dalam baterai lithium ion ataupun lithium polymer yang tertanam di dalam mouse. Untuk mengubah arus dari listrik rumah yang bersifat Alternating Current (AC) menjadi DC adalah peran dari charger yang berfungsi pula sebagai power adaptor.
Jika kita lihat secara jeli, proses pengisian daya baterai di semua produk elektronik menghasilkan panas. Itu berlaku untuk semua produk elektronik ya. Panasnya tentu tidak sampai sangat tinggi dan bisa bervariasi. Ada yang memang panas, ada pula yang hanya hangat.
Dari mana panas itu berasal? Untuk menjawab hal itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui dulu mengenai tegangan dan arus.
Perhatikan Tegangan dan Arus Saat Isi Daya Mouse
Ada dua hal yang wajib kita cermati dalam memilih charger atau pengisi daya. Pertama adalah kapasitas arus yang diukur dalam satuan Ampere (A). Kedua adalah tegangan atau voltage (V). Charger memiliki tingkat ampere (A) atau aliran arus yang berbeda-beda. Ada yang memiliki output 0,5A, 1A, hingga 2,4 Ampere.
Charger berkapasitas 1A sama dengan 1.000 mAh. Artinya, charger tersebut dapat mengeluarkan tenaga hingga 1.000 miliampere (mAh) dalam satu jam ke perangkatmu. Demikian halnya dengan arus sebesar 2A, teori yang sama berlaku. Besaran arus ditentukan pabrikan smartphone, bergantung komponen, terutama baterai yang hendak digunakan.
Untuk produk gaming yang biasanya dilengkapi baterai berkapasitas besar, dibutuhkan charger dengan arus besar, supaya lama pengisian baterai tidak terlalu lama. Besaran arus juga berarti berhubungan dengan kecepatan pengisian pada charger. Semakin besar Ampere, semakin cepat pengisian.
Selain arus, perlu diperhatikan pula soal tegangan. Satuan tegangan adalah voltage (V). Kebanyakan charger yang menggunakan USB port, voltage yang digunakan adalah 5V. Itu sudah merupakan tegangan standar untuk kebanyakan produk elektronik mikro. Jadi, jangan gunakan pengisi daya yang punya voltage lebih dari 5V karena akan merusak perangkat elektronik ataupun ponsel kamu.
Lebih baik menggunakan charger dengan arus Ampere yang lebih besar daripada voltage yang lebih besar. Penggunaan arus yang lebih besar akan mempercepat proses pengisian daya. Tapi, konsekuensi dari pengisian daya yang cepat adalah munculnya panas pada perangkat gaming.
Mouse dan perangkat gaming lain yang menggunakan baterai mempunyai sistem pembatasan kapasitas secara otomatis. Artinya, jika arus yang dibutuhkan adalah 1A maka dia hanya akan menggunakan arus sebesar itu, meski diisi dengan charger berkapasitas 2A atau malah 2,4A sekaligus.
Seperti disebut di atas, pengisian dengan menggunakan charger yang memiliki arus lebih besar memang bisa mempercepat pengisian. Sebaliknya, jika kapasitas charger lebih kecil, maka proses pengisian akan lebih lama.
Waspadai Hal Ini Jika Baterai Mouse Panas
Tapi, penggunaan charger dengan kapasitas lebih besar juga punya risiko, yaitu munculnya panas di dekat baterai. Panas tersebut adalah hal yang normal karena arus yang masuk ke perangkat gaming seperti mouse gaming, lebih besar dari kapasitas mouse tersebut. Meski demikian, perlu diwaspadai jika panas yang muncul tidak biasa atau bisa digolongkan overheat. Jika saat diraba bagian dekat baterai terasa sangat panas, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:
1. Baterai mouse bermasalah
Rabalah bagian HP mana yang terasa panas. Jika panas berasal dekat baterai, bisa jadi karena baterainya bermasalah. Baterai yang fungsinya sudah menurun atau rusak biasanya akan lebih mudah panas bila dibandingkan dengan baterai baru.
Baterai yang bermasalah juga bisa dilihat dari bentuk fisiknya yang menggembung. Jika kamu menemukan tanda baterai seperti itu, sebaiknya kamu segera menghubungi penjual mouse terkait untuk menanyakan solusinya.
Solusi: Jika menemukan tanda baterai mouse wireless kamu bermasalah (tidak mengisi, menggembung, panas berlebih), segera ganti dengan baterai baru yang setipe. Andaikan kamu belum tahu cara menggantinya, hubungi layanan servis produk mouse kamu itu.
2. Charger bermasalah atau tidak kompatibel
Jika diraba pada bagian port charger yang terasa lebih panas, maka ada kemungkinan charger mengalami masalah, entah arusnya yang terlalu besar atau tidak stabil.
Solusi: Jika mengalami hal tersebut, maka segera ganti charger dengan charger lain agar tidak merusak produk gaming. Solusi lain adalah dengan mengganti charger dengan menggunakan charger pintar. Saat ini, teknologi charger pintar yang ada di pasaran didominasi oleh teknologi Qualcomm Fast Charger 3.0.
Fast charger yang menggunakan Qualcomm 3.0 ini bisa dipakai untuk mengisi baterai perangkat dengan kecepatan yang sama dengan Quick Charge 2.0, tapi suhu perangkat akan lebih dingin. Bisa juga diatur agar mengisi daya lebih cepat dengan suhu yang sama.
3. Aliran listrik tidak lancar
Panas yang muncul pada mouse nirkabel saat diiisi ulang daya bisa juga disebabkan karena listrik yang tidak lancar. Itu bisa disebabkan karena pemasangan konektor yang tidak tepat.
Solusi: Pastikan konektor dan kabel kamu masih bagus. Kamu bisa menggunakan kabel data Rexus seri CB yang berkualitas dan bisa digunakan untuk mengisi ulang daya atau sebagai konektor data.
Sudah semakin jelas ya. Intinya, mouse wireless panas saat di-charge itu normal, selama tidak terlalu tinggi panasnya. Buat kamu pengguna mouse tanpa kabel, hal sepele ini perlu diperhatikan dengan seksama.