Hanya mendengar komentar dan review orang lain tanpa mencoba sendiri seperti makan es kepal tanpa topping: hambar. Seperti itu pulalah yang kami rasakan saat melihat dan mendengar banyak pendapat pengguna produk headset Rexus Vonix F22.
Beberapa youtuber me-review produk ini dengan tema yang sama: headset murah meriah, headset low budget, headset murah tapi mewah, dan lain sebagainya. Intinya jelas, headset ini merepresentasikan sebuah headset yang berkualitas namun dapat dimiliki hanya dengan sedikit Rupiah.
“Itu kata orang,” pikir kami. Padahal, sejujurnya, kata beragam kata orang tersebut membuat kami makin penasaran untuk mencoba produk Vonix F22 yang konon katanya sudah berkali-kali restock. Artinya, produk ini sangat laris sehingga harus didatangkan terus stoknya.
Setelah menunggu beberapa waktu karena menurut Admin Rexus, produk ini baru hadir sekitar akhir April lalu, akhirnya produk ini pun sampai juga di tangan kami.
Tak seperti produk headset gaming yang bisa “blink-blink” karena dilengkapi LED, F22 tampil sederhana dengan tanpa LED. Karenanya, headset ini tidak dilengkapi colokan USB. Hanya ada colokan microphone dan headphone.
Bentuk Paten
Untuk harga kurang dari Rp120.000, produk ini memang tak tampak murahan. Itu tampak dalam bentuknya yang paten. Kedua housing atau dome speaker-nya terbuat dari plastik keras yang berbentuk heksagonal memanjang sehingga menangkup kuping secara sempurna.
Meski terbuat dari plastik, housing speaker produk ini menggunakan plastik ABS yang keras. Sebagai gambaran saja, plastiknya mirip dengan plastik yang digunakan sebagai material lego.
Fungsi plastik keras tersebut adalah untuk menciptakan ruangan resonansi yang baik buat driver yang ada di dalamnya. Semakin keras material yang digunakan, resonansi atau gaung yang tercipta akan semakin baik. Tak heran, saat ini ada beberapa produsen in earphones menggunakan material keramik yang keras untuk menciptakan resonansi yang sempurna.
Bentuk paten lainnya juga tampak dalam headband-nya. Headband F22 terbuat dari plastik fleksibel yang kuat dan dilapisi dengan karet lembut. Saat kami menekuknya secara ekstrem, headband-nya akan kembali pada posisi semula.
Untuk mengaitkan kedua housing speaker, digunakanlah besi chrome anti karat yang kuat. Besi ini bisa naik turun sehingga berguna untuk mengatur lebar headset.
Washable Earcup
Saat digunakan, telinga kita akan masuk secara sempurna dalam cakupan earcup F22. Earpad produk ini memang banyak dipuji oleh beberapa orang. Selain karena awet dan nyaman digunakan, earpad ini juga dapat dilepas dan dicuci.
Saat mencucinya, pastikan mencuci secara lembut. Tak perlu digosok atau dikeringkan dengan menggunakan mesin cuci.
Tinggal direndam sebentar di air sabun, gosok pakai tangan sebentar, dan keringkan dengan cara diangin-anginkan. Cara ini akan membuat earcup F22 awet.
Keawetan produk headset F22 juga tampak bentuk kabelnya. Kabel sepanjang 2 meter produk ini dibungkus oleh dua selubung sekaligus. Untuk pembungkus dalamnya, digunakanlah serat nilon yang menyelebungi kabel, sedangkan untuk pembungkus luarnya, selang karet fleksibel membungkus erat.
Dua lapisan pembungkus kabel itu membuat headset F22 makin tangguh dan kuat. Inilah salah satu alasan mengapa banyak warnet yang menggunakan produk ini sebagai perangkat wajib usahanya.
Baca juga: Cara Merawat Earcup Headset
Coba Kinerjanya
Cukup untuk membahas kekuatan dan keawetan F22. Saatnya untuk mencoba kualitas suaranya, baik mikrofon maupun headphone-nya. Untuk mencobanya, kami pun menggunakan produk ini dalam permainan Battlefield 3. Kenapa gim itu? Kami ingin mencoba kedalaman surround yang dihasilkan oleh dua speaker berdiameter 40mm yang ada di dalamnya.
Buat kami, yang membedakan antara headset dan headphone adalah karakteristik suara yang dihasilkan. Jika audio headphone mengandalkan suara stereo yang keluar dari dua kanal, maka headset gaming yang baik hendaknya dapat mengakomodasi suara surround yang menciptakan kedalaman ruang.
Dalam gim Battlefield 3, headset F22 dapat menangkap suara derap kaki dengan baik. Suara kokangan dan tembakan senapan Tommy Gun pun terasa meletus secara detil.
Secara surround, headset Vonix F22 lumayan mengakomodir suara-suara frekuensi tinggi. Bagaimana dengan frekuensi rendah? Dengan ambitus frekuensi 20 – 20.000 Hz yang dimilikinya, kita memang tak tak bisa berharap banyak dengan permainan suara rendahnya. Itu terasa saat suara dentuman ledakan yang terdengar kurang tebal.
Selain suara bawahnya yang kurang tebal, Vonix F22 juga menggunakan impedansi atau hambatan yang besar, yaitu 32?. Konsekuensinya, suara yang dihasilkan kurang powerfull. Untuk mendapatkan suara yang keras, kita harus memaksimalkan tombol volume, baik yang ada di headset maupun level volume di komputer.
Mikrofon Minimalis yang Sensitif
Bagaimana dengan sensitivitas microphone-nya? Dengan ukuran Ø 6.0 x 5.0mm, magnet mikrofon headset ini lumayan detil. Sensivitasnya berada di kisaran -58dB ± 3Db, dalam kondisi tak ada suara lainnya. Tanpa teriak, suara kita akan terdengar jelas oleh pemain lain.
Hal itu karena teknologi omni directional microphone. Teknologi ini menempatkan driver microphone berada di ruang bebas sehingga memungkinkan membran mic menangkap suara dari berbagai arah.
Sayangnya, model mic seperti ini rentan distorsi sehingga gangguan suara yang di sekitar sumber suara berpotensi mengacaukan sinyal suara kita.
Meski demikian, hal ini dapat diatasi dengan sedikit keras sehingga sinyal suara yang masuk ke dalam mic lebih jelas dibanding suara sekitar. Toh, saat bermain gim, kita pun terbawa untuk berteriak, bukan?
Kesimpulan
Kami yakin bahwa para Youtuber tidak asal memberikan review. Apalagi review yang diberikan pun mempunyai kesamaan inti, yaitu headset Vonix F22 adalah headset berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau.
Untuk menghadirkan nuansa permainan gim, kami rasa headset ini sudah mumpuni. Detil dan batasan suaranya jelas. Meski belum dilengkapi teknologi virtual 7.1 seperti Rexus Thundervox HX2, driver stereo headset ini dapat mengeluarkan sensasi surround yang luas dan detil.
Dengan desain yang simple dan kualitas material yang bandel, tak mengherankan, headset ini jadi salah satu pilihan para pengelola warnet. Kendala yang sering dikeluhkan para pemilik warnet adalah tidak adanya suku cadang earcup yang dijual bebas. Tapi, kami yakin, pihak Rexus akan segera menawarkan solusinya. Kita tunggu.