Gamers, judul di atas mungkin sudah sering kamu baca di tagline beberapa warteg atau rumah makan kecil pinggir jalan. “Harga kaki lima, rasa bintang lima” memang mau memengaruhi pikiran konsumen bahwa dengan harga yang murah, konsumen dapat merasakan makanan layaknya menu kelas atas di restoran berbintang Michelin.
Kami rasa, tagline itu memang tak berlebihan karena memang rasa adalah sesuatu yang relatif. Setiap orang mempunyai penilaian tersendiri atas makanan yang disajikan. Sebagai contoh, tiba-tiba di depan kamu, tersedia menu “orang kaya” Escargot yang terkenal dari sebuah restoran kelas atas di Prancis dan semangkuk Ind*mie goreng pakai telur. Mana yang bakal kamu pilih? Menurut terawangan kami, sebagian besar dari kamu bakal memilih yang kedua.
Meski terkenal sebagai menu mahal, lidah kamu tentu tidak biasa menyantap Escargot yang menyajikan daging bekicot mentah yang hanya dibumbui dengan bumbu sederhana, jahe, cuka, dan sedikit pemanis. Sebaliknya, mi goreng dengan aroma bumbu legit, telur matang, plus taburan cabe rawit seakan menjadi pilihan menu mewah hari ini.
Pembahasan soal makanan itu kami rasa cocok menjadi pengantar review setelah menjajal produk mouse gaming Rexus Xierra G9. Saat melihat mouse ini secara sekilas, kami langsung teringat pada sebuah mouse besutan produsen peralatan komputer kelas atas. Kami rasa tak perlu menyebutkan merek dan serinya biar agan sekalian penasaran.
Inspirasi Model Mouse Klasik
Ya, hampir sekitar 90%, Xierra G9 mirip dengan produk tersebut. Apa yang membedakannya? Jelas, harga! Xierra G9 hanya berbanderol 120an ribu, sedangkan produk serupa harganya mencapai dua kali lipatnya, yaitu sekitar 240an ribu. Dengan harga yang setengahnya, kami justru penasaran menjajal Xierra G9. “Seberapa jauh sih fungsi yang bisa diberikan oleh gaming mouse yang harganya tak sampai 150 ribu ini?”
Selain harga yang sangat terjangkau, satu hal yang membuat kami tertarik untuk memboyongnya sebagai salah satu koleksi mouse adalah bentuknya yang sederhana, ngga neko-neko. Bentuk mouse ini sangat kental dengan nuansa mouse klasik, seperti mouse IBM jadul. Sangat berbeda dengan bentuk mouse Xierra G4 yang pernah kami review sebelumnya.
Bentuk klasik itu sangat kental dengan bentuk curvy dengan punggung mouse yang menonjol sehingga nyaman sebagai alas telapak tangan, saat kedua jari diposisikan di atas tombol kiri dan kanan. Posisi jempol pun pas mengoperasikan dua side switch.
Meski bentuknya klasik, Xierra G9 juga mengadopsi bentuk gaming mouse modern, yaitu dengan memberi akses “facelift” pada ujungnya. Selain mempermanis bentuk, facelift itu juga memberi kesan bentuk shooter mouse.
Material Berkualitas
Selain bentuk, satu hal lain yang tak bisa dikesampingkan dari produk Xierra G9 adalah material yang jauh dari kesan “murahan”. Hampir semua komponen mouse ini memang terbuat dari plastik. Hanya tombol scroll yang dilapisi dengan karet anti-slip.
Meski plastik, komponen pembentuk G9 terbuat dari plastik PVC yang kokoh. Menurut kami, plastiknya justru lebih kokoh daripada saudaranya seserinya, Xierra G4. Jenis plastik yang menyusun Xierra G9, membuat produk ini paten dan tahan lama.
Sebagai aksen, G9 juga menampilkan lining cahaya dan logo yang bisa menyala berkat pendaran lampu LED yang ada di dalamnya. Tersedia 7 model color breathing yang ditawarkan. Untuk mengganti warna-warni lampunya, kamu tingga memencet tombol DPI di tengah. Untuk mematikan lampunya, kamu tinggal menekan tombol tersebut secara agak lama.
Meski belum menggunakan LED model RGB, warna yang muncul pada mouse ini tetap menarik kok. Sebagai bonusnya, lampu LED juga dipasangkan di bawah tombol scroll sehingga memberi aksen cahaya menarik di sekitar tombol scroll.
Tak seperti produk murah lain yang hanya menyematkan logo atau tulisan dengan sistem cetak atau stiker, Xierra G9 membenamkan logonya dengan sistem molding double injection sehingga logo menjadi satu dengan komponen plastik casing. Sistem molding double injection itu membuat logo Rexus jadi tak bisa pudar.
Fitur Sesuai Harga
Puas membahas penampang luarnya, kini saatnya menjajal performa dan fitur yang ada di dalam produk gaming mouse ini. Jujur, mouse ini tidak menjanjikan beragam fitur unggulan gaming. Fitur yang masih bisa dibanggakan adalah pengaturan tingkat DPI yang bisa dilakukan dengan memijit tombol DPI yang ada. Pilihan resolusi DPI-nya pun tak begitu “wow“, yaitu di kisaran 800/1200/1600/2400.
Jika diadu secara head to head dengan produk serupa yang harganya dua kali lipatnya itu, Xierra G9 memang tidak bisa bicara banyak soal kemampuan settingan DPI karena produk serupa itu membenamkan pilihan DPI mulai dari 200 hingga 6000.
Tapi, jika kita beralih pada kemampuan pemrosesan gambar, Xierra G9 dapat berbangga hati karena dilengkapi kemampuan memproses gambar hingga 6000 per detik. Enam kali lebih cepat dibanding dengan produk serupa yang diklaim mempunyai kemampuan memproses gambar di angka 1000 per detik. O iya, angka perbandingan ini kami peroleh dari membandingkan spesifikasi yang ada di dalam box kemasan masing-masing produk.
Saat kami coba untuk memainkan game, Xierra G9 bisa berfungsi dengan baik. Soal kecepatan kursor dan polling rate-nya tak ketinggalan dibandingkan mouse seri di atasnya. Meski demikian, kualitas tombol memang tak bisa dibohongi. Tombol Xierra G9 terasa agak keras, termasuk tombol scroll-nya. Sensasi tactile alias membal pada tombolnya pun kurang terasa.
Kesimpulannya?
Menurut kami, Xierra G9 tak jauh berbeda dengan Xierra G4. Gaming mouse ini kami kategorikan sebagai mouse profesional yang cocok untuk digunakan berlatih gaming ataupun untuk melakukan pekerjaan profesional seperti desain grafis.
Soal kemiripannya dengan salah satu seri dari produk ternama, kami kira hal itu bukanlah sesuatu yang hal yang penting. Toh, di era seperti sekarang ini, banyak model elektronik yang mirip. Ingatkah kamu? Dahulu iPhone pernah mencak-mencak karena model ponsel Samsung bentuknya mirip dengan iPhone. Tapi, Samsung tetap bergeming dengan model itu dan membiarkan konsumen sendiri yang memilih, mau Samsung atau iPhone. Di dalam industri elektronik, perbedaan “follower” dengan “trend setter” sudah sangat bias.
Masyarakat konsumen saat ini pun sudah sangat bijak. Mereka bisa memilih sebuah produk berdasarkan kebutuhan dan daya belinya. Jika membutuhkan mouse gaming yang memang digunakan untuk fase latihan gaming ataupun pekerjaan profesional, mereka pasti akan sayang untuk membelanjakan uang lebih banyak untuk mendapatkan produk mahal, meski produk itu sudah punya nama.