Gamer, headset gaming dengan teknologi virtual surround 7.1 sudah menjadi banyak digunakan saat bermain game. Teknologi pengaturan suara surround memang lebih cocok untuk bermain game ataupun mendengarkan suara saat menonton film dibandingkan jenis suara stereo yang lebih cocok untuk musik.
Hal itu karena teknologi surround memberikan karakteristik suara yang lebih dramatis sehingga suasana dalam game terasa realistis. Meski bukanlah teknologi baru, tapi penggunaan surround untuk headset gaming tetap banyak digemari.
Dengan teknologi 7.1, terdapat kanalisasi frekuensi suara berdasarkan intensitas frekuensi, baik itu suara berfrekuensi rendah, menengah, ataupun tinggi. Kanalisasi itu terbagi dalam 7 (tujuh) titik suara yang menyemburkan suara frekuensi tinggi dan menengah, serta 1 (satu) suara berfrekuensi rendah atau bas.
Dengan kanalisasi atau pembagian jenis suara tersebut, maka telinga akan membedakan letak masing-masing suara. Suara yang dihasilkan pun lebih detil. Kita bisa mendengarkan derap kaki musuh yang mendekat, kokangan senjata, derit pintu yang dibuka, hingga ledakan senapan atau granat.
Virtual Surround Lebih Familiar
Saat ini, terdapat dua jenis teknologi surround 7.1 yang kita kenal, yaitu virtual surround 7.1 dan real surround 7.1. Seperti namanya, real surrond 7.1 memang secara asli menempatkan 7 titik driver penghasil suara dalam masing-masing kubah spikernya.
Berbeda dengan tipe real virtual surround 7.1, headset virtual surround sebenarnya adalah headset stereo yang memiliki dua driver speaker. Dengan bantuan perangkat lunak, dibuat seakan-akan mengeluarkan suara surround 7.1 sehingga sumber suara bisa diatur berdasar titik-titik pendengaran.
Tanpa perlu memperdebatkan antara keduanya, headset gaming dengan virtual surround lebih mendominasi saat ini. Harga relatif terjangkau namun dengan sensasi yang mendekati aslinya membuat virtual surround banyak diaplikasikan.
Cara Kerja Headset Gaming Virtual 7.1
Dipahami secara mudah, headset virtual 7.1 membenamkan internal atau eksternal pre-amplifier atau berupa perangkat lunak untuk mengubah sinyal suara stereo menjadi sinyal suara surround.
Amplifier tersebut menggunakan script perintah algoritma untuk membagi kanal suara. Salah satu contoh pembagiannya adalah dengan men-delay suara rendah atau bas agar serasa berada di titik pusat ruangan. Sebaliknya, perangkat lunak itu akan menonjolkan suara mid-range dan high sehingga detil suara sangat terasa dari pinggir.
Karena di-delay, perangkat headset virtual 7.1 biasanya mempunyai kekurangan dalam menggelontorkan suara bas. Tapi, produsen tak kehilangan akal. Untuk meningkatkan sensasi getaran bass, dibenamkanlah fitur vibrasi sehingga saat suara bas muncul, headset akan bergetar.
Tentu saja, karena menggunakan teknologi virtual, suara yang dihasilkan tentu kurang detil dibandingkan dengan produk headset Real 7.1. Biasanya, kelemahan headset virtual 7.1 terletak pada kekuatan bas yang dihasilkan. Suara yang dihasilkan akan cenderung berupa suara dalam ruangan (hall atau cinematic).
Suara Dramatis, Harga Realistis
Apakah kamu bisa membedakan rasa mie instan telor rebus di warkop pinggir jalan dengan mi instan yang sama di sebuah rumah makan atau co-working cafe? Sepertinya tidak. Rasa keduanya tetap sama-sama mi instan dengan telor rebus, bukan?
Meski kedua rasanya sama, tetapi harga tentu berbeda. Mi instan buatan cafe tentu lebih mahal.
Hal itu bisa dianalogikan pada perbandingan antara headset virtual surround 7.1 dengan headset dengan real surround 7.1. Harga headset gaming virtual surround dibanderol di kisaran harga 300 - 500 ribuan, sedangkan harga jenis satunya ada di kisaran 700 - 2jutaan, bahkan lebih.
Dengan harga yang lebih terjangkau, pengguna dapat mendengarkan sensasi suara yang realistis pada headset gaming virtual surround.
Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa secara lebih mendetil, tentu kualitas headset gaming real surround lebih unggul. Namun, secara umum, keluaran suara yang dihasilkan dapat diperbandingkan secara imbang.
Selain itu build quality, headset gaming dengan virtual surround juga tak kalah berkelas. Itu bisa dilihat dalam headset gaming Rexus HX20.
Headset dengan virtual surround 7.1 tersebut saat ini menghadirkan dua varian warna, yaitu hitam dan putih. Warna putih (white edition) headset yang menggunakan lapisan kulit sintetis premium berupa protein leather ini menjadi pilihan menarik untuk menampilkan gaya pengguna sekaligus menikmati suara game secara maksimal.
Jadi, mau menikmati suara yang berkualitas tak harus berdarah-darah merogoh kocek, bukan?