Gamers, dari dulu bermain video game selalu saja dicap sebagai aktivitas yang buruk bagi banyak orang. Katanya, salah satu dampak buruk bermain video game terutama untuk anak-anak yang masih kecil dan berkembang adalah membuat mereka mengambil keputusan dengan sangat cepat tapi tidak akurat.
Jujur saja, pernyataan tersebut lumayan tidak adil untuk para pecinta video game. Ibaratnya seperti matahari terbit karena ayam jantan kukuruyuk. Semua hal tentu bisa dilihat dari banyak sisi, termasuk bermain game.
Selain dari tujuan utamanya dari video game yang untuk menghibur dan mengisi waktu luang pemainnya, video game juga memberi pemainnya kemampuan untuk mengubah sebuah cerita, berbeda dari buku dan film).
Dikutip dari nbcnews.com, penilitian yang dilakukan oleh Daphne Bavelier, ahli sarah kognitif dari Universitas Rochester di New York, menjelaskan bagaimana pemain video game bereaksi lebih cepat dari pada yang tidak bermain, terutama dengan game tembak-tembakan atau shooter game dimana pemain harus melewati sebuah labirin dan musuh bisa datang secara tiba-tiba.
Tapi, masih diperdebatkan apakah game action ini malah membuat orang bereaksi terlalu cepat dan tidak akurat. Lagipula, video game tidak persis dengan apa yang dianggap sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan kognitif.
Gamers vs. non-gamers
Ada sebuah eksperimen yang melibatkan gamer dan non-gamer dengan tes mengambil keputusan yang simpel. (Gamer sebelumnya menghabiskan waktu dengan bermain game, seperti Grand Theft Auto: San Andreas dan Halo 2, setidaknya 5 jam per minggu dalam 1 tahun sebelum mengikuti eksperimen ini.) Setelah itu mereka diberikan jajaran titik-titik dan diminta untuk memberi tahu ke arah mana titiknya bergerak.
11 gamer memberikan jawaban lebih cepat dibandingkan 12 non-gamer tanpa harus mengorbankan akurasi. Mereka juga unggul di tes decision making melalui pendengaran mereka dimana mereka diberikan suara melalui headphone dan diminta untuk memberi tahu sumber suaranya berada di sebelah kiri atau kanan.
Para non-gamer yang diminta untuk bermain video game selama 50 jam juga pada akhirnya ada peningkatan dalam memberikan keputusan berdasarkan informasi.
Bagaimana caranya?
Jadi, gimana caranya video game bisa meningkatkan keterampilan mengambil keputusan? Simpel saja. Gamer mendapatkan kesempatan berulang untuk berlatih dalam mengumpulkan dan memproses informasi dari lingkungan mereka (atau, lebih tepatnya, lingkungan game).
Pelatihan yang dilakukan secara reguler ini pada akhirnya memungkinkan mereka untuk mengumpulkan dan memproses informasi lebih cepat. Dan ini dilakukan tanpa harus mengorbankan akurasi. Semua faktor ini bergabung untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih cepat. Dan ini juga bukan keputusan yang setengah-setengah.
Sebagian besar jenis pelatihan hanya mengarah pada peningkatan pada tugas tertentu yang ada, dengan peningkatan terbatas pada tugas-tugas lain, bahkan jika mereka sangat berkaitan. Bavelier juga menjelaskan, inilah penyebab kenapa banyak siswa gagal dalam mengerjakan ulangan.
Peningkatan kinerja otak yang terlihat dari bermain video game action mungkin disebabkan oleh sifatnya yang tidak bisa diprediksi dan dinamis.
Menurut penelitian yang disebut sebelumnya, individu yang bermain game FPS secara teratur dapat mengembangkan sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan mereka, visual dan auditori. Kesadaran ini tidak hanya berlaku untuk video game tetapi juga untuk kegiatan sehari-hari seperti mengemudi, membaca, melakukan banyak tugas, dan menavigasi melalui area baru dan juga dapat berdampak baik kepada semua profesi.
Kesimpulan
Latihan tentunya adalah kunci untuk meningkatan keterampilan, dan video game hanyalah cara lain bagi untuk melatih keterampilan ini. Dan jujur saja, bermain video game adalah hiburan yang sangat seru, apalagi kalau dimainkan bareng. Pastikan saja untuk tidak jatuh ke dalam kecanduan.