Adalah Alvian Sanyi, mantan pemain Persipura Jayapura yang berhasil membawa timnya menjuarai Liga 1 U-19 pada 2017, tertangkap oleh tim Tim Tiger dari Polresta Jakarta Utara saat menganiaya pacarnya yang berinisial RAB.
Penganiayaan itu diduga akibat cekcok gara-gara si pelaku tidak terima saat dirinya kalah bermain game Mobile Legends. Pelaku yang emosional tersebut lalu meluapkan kemarahannya dengan memukuli korban. Pelaku memukuli kepala dan wajah korban dengan tangan kosong,
Atas tindakan tidak terpuji itu, korban mengalami luka-luka lebam dan gigi patah. Atas perbuatannya tersebut, Alvian Sanyi berpotensi didakwa dengan pasal penganiayaan 351 KUHP, dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.
Perilaku Agresif Akibat Game
Perilaku agresif yang menyebabkan kekerasan akibat bermain game bukan hanya satu kali ini terjadI. Beberapa kejadian kekerasan bahkan pembunuhan, seperti penembakan di Selandia Baru, terjadi karena terinspirasi dari adegan kekerasan yang ditampilkan di video game.
Dilansir dari cnnindonesia.com, Psikolog klinis Personal Growth, Anita Carolina Hendarko menjelaskan, game online terutama yang bernuansa peperangan dapat memengaruhi psikologi dan kognitif para pemainnya, terutama pada anak-anak.
Pengaruh itu antara lain menyebabkan perilaku agresif, permasalahan kontrol emosi, kesulitan pengendalian diri, kognitif, hingga dapat menyebabkan perubahan struktur otak.
Menurut beberapa penelitian, perubahan struktur otak tersebut berhubungan dengan struktur dendrit pada sel-sel otak yang dapat mengganggu kontrol perilaku pada individu. Menurut Anita, pengaruh game online rentan pada orang-orang tertentu, terutama usia anak dan remaja, yang lebih rentan terpengaruh terhadap perilaku agresif dari game online.
Secara ilmiah, diterangkan bahwa pada usia anak-anak dan remaja, bagian otak lobus profrontal yang berfungsi untuk mengontrol diri dan mengambil keputusan, belum berkembang secara sempurna. Akibatnya, pada usia ini, anak seringkali berperilaku berdasarkan apa yang mereka lihat di lingkungan sosial mereka
Solusi Agar Tetap Santuy Saat Bermain Game
Sebaga Gamer, tentu saja kita tidak mau pengalaman pahit Alvian Sanyi yang harus berurusan dengan hukum kita alami. Pengalaman tersebut bisa menjadi pembelajaran buat kita agar tetap santuy saat bermain game.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar emosi tetap terkontrol saat bermain game, yaitu:
- Selalu tanamkan kesadaran bahwa game sekedar sebuah sarana hiburan yang membuat kita lebih terhibur, bukan malah depresi. Menang ataupun kalah dalam suatu pertandingan adalah hal yang biasa.
- Hindari kebisaan berperilaku toxic, baik saat dalam permainan game maupun setelah selesai bermain game. Perilaku seperti itu akan memicu keributan yang berpotensi berujung pada kekerasan.
- Setelah bermain game, menang atau kalah, lebih baik kamu langsung berkumpul dan berkomunikasi dengan tim untuk meredakan ketegangan dan emosi. Hindari dulu untuk bertemu dengan lawan atau orang lain yang berpotensi mengejek atau menyinggungmu.
- Jangan terlalu terforsir pada game. Energi kita juga harus digunakan untuk melakukan aktivitas lain. Pikirkan dan lakukan beberapa aktivitas lain yang menyenangkan sehingga pikiran kamu tidak hanya memikirkan kekalahan saat bermain game melulu.
- Batasi jam main game. Disiplin menggunakan waktu bermain game membantu kita tetap seimbang. Idealnya, durasi bermain game adalah 2 – 3 jam. Lebih dari itu, fisik akan capek sehingga emosi menjadi tidak stabil.
Beberapa hal di atas adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan agar kita bisa mengendalikan emosi saat atau setelah bermain game, baik game Mobile Legends atau game dari genre apapun.
Meluapkan emosi adalah suatu hal yang wajar, tetapi jika meluapkannya dalam amarah apalagi disertai tindakan kekerasan pada orang lain, maka emosi itu akan membawa konsekuensi hukum yang harus kita tanggung. Kita justru akan mendapatkan banyak kerugian.
Yuk, selalu menjadi Gamer Cerdas!