Gamers, kalian tentu sudah mengenal game yang satu ini donk. Buat pecinta game, Assassin’s Creed jadi salah satu game action yang menarik karena menyajikan aksi “keras” yang menegangkan saat bertempur dengan para Templar.
Selain itu, game besutan Ubisoft ini juga jadi ajang rekreasi. Pemain diajak untuk kembali ke masa lampau yang fenomenal, mulai dari era Revolusi Prancis, Abad Pertengahan di Jerusalem, atau kondisi Inggris saat Revolusi Industri.
Sejak diluncurkan sejak 2007, game ini sudah memberi keuntungan luar biasa buat produsennya. Tak tanggung-tanggung, Ubisoft mempekerjakan ratusan artis, ahli sejarah, penulis naskah, dan para desainer untuk menciptakan nuansa game yang sangat sesuai dengan aslinya.
Setting game Assassin’s Creed: Origins terbaru mengambil lokasi dan spot bernuansa Mesir kuno. Uniknya, pada seri yang terbaru ini, Assasin’s Creed tidak lagi diwarnai dengan aksi kekerasan. Tak ada lagi aksi peperangan, apalagi aksi yang menampilkan adegan “berdarah-darah”.
Sebagai gantinya, gamer diajak untuk belajar sejarah dengan mengeksplorasi tempat-tempat keren dan bersejarah di Mesir. Ada sekitar 75 macam tur menarik yang akan membuat kamu seperti masuk dalam suasana Mesir saat itu.
Dilansir dari theguardian.com, platform game yang diluncurkan pada Februari 2018 lalu ini jadi sebuah permainan interaktif yang membuat penggemarnya seperti masuk dalam museum yang sangat luas. Untuk proyek ini, Ubisoft bekerja sama dengan arkeolog, antropolog, dan ahli sejarah yang ahli tentang sejarah Mesir kuno.
Menurut Jean Guesdon, Direktur Kreatif game Assassin’s Creed, game ini menjadi salah satu game yang sarat pengetahuan. Semua hal yang ditampilkan sesuai dengan fakta sesungguhnya, seperti saat gamer masuk di piramida atau berjalan-jalan di kota kuno Alexandria.
Meski tak lagi diwarnai action, game ini tetap menarik karena mengajak gamer untuk bertualang. Menurut pihak Ubisoft, petualangan adalah suatu yang hal yang tak kalah menarik dibanding aksi kekerasan yang saat ini banyak ditampilkan di game online.
Ubisoft akan terus mengembangkan game edukasional seperti ini karena melihat potensi bahwa generasi sekarang lebih menghargai pendidikan yang bersifat interaktif dan menggunakan metode audio visual.
Hmmm… berarti Ubisoft sejalan dengan visi Rexus untuk membentuk gamer yang cerdas, nih. Anda setuju?