Gamer, sebenarnya sudah lama ada dua macam headset atau headphone, yaitu headset open-back dan headset closed-back. Dua macam headset tersebut sangat mudah dibedakan. Secara kasat mata, headset closeback mempunyai bentuk tertutup pada dome atau cangkang speakernya.
Secara umum headphone atau headset – khususnya yang over ear - dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe openback dan tipe closedback. Sesuai namanya, tipe openback memang tipe yang mempunyai rongga di bagian cangkangnya sehingga suara yang keluar dari driver juga bisa terdengar dari luar.
Tipe kedua adalah tipe closed-back. Kebalikan dari tipe sebelumnya, tipe ini mempunyai cangkang atau dome speaker tertutup sehingga suara benar-benar hanya bisa didengarkan oleh pengguna headset ataupun headphone. Tidak “bocor” seperti tipe sebelumnya.
Kelebihan dan Kekurangan Headset Open-back
Headphone buka-belakang dirancang sedemikian rupa sehingga penutup luar cangkangnya mempunyai lubang atau rongga. Lubang tersebut biasanya berbentuk guntingan horizontal. Ada pula yang lebih terbuka dengan menenmpatkan jaring metal sebagai penutupnya.
Gunanya "jaring" pada earcup tersebut adalah untuk membiarkan udara masuk, sehingga mengurangi tekanan yang berpengaruh pada saat kamu mendengarkan musik atau bermain game. Hal tersebut terlihat dari hilangnya gema di headphone openback.
Ditilik dari kelebihan tipe headset ini, perangkat headset openback ini akan membawa pengalaman mendengarkan musik dan bermain game yang lebih baik. Biasanya, headphone yang mahal dan berkualitas suara premium bersifat openback.
Karena menggunakan sistem open back, maka driver yang dipakai haruslah berkualitas karena produksi suara langsung dari sistem driver, tidak mengandalkan resonansi, seperti halnya pada headset standar. Headphone atau headset jenis ini biasa menggunakan driver planar.
Desain open-back bertujuan meningkatkan pengalaman mendengarkan secara signifikan. Dengan udara yang bebas keluar masuk headphone, soundstage akan terdengar lebih luas. Headphone open-back diciptakan untuk mendukung pengalaman mendengarkan musik yang murni dan detil.
Ditilik dari kekurangannya, dengan desain yang terbuka, maka kelemahan terbesar dari headphone open-back adalah adanya suara yang “bocor.” Orang di sekitar akan dapat mendengar musik yang sedang kamu dengarkan dan berpotensi menimbulkan gangguan suara bagi mereka.
Selain itu, headphone open-back tidak mengisolasi suara luar yang ikut tergabung dengan udara yang keluar masuk dari earcup headphone-mu. Jadi, sering kali musik yang kamu dengarkan bergabung dengan suara bising di sekitar.
Karena bentuknya yang terbuka, headphone open-back riskan kemasukan kototan dan relatif butuh perawatan dibandingkan headset atau headphone closed-back.
Kelebihan dan Kekurangan Closed-back Headset
Tipe headset inilah yang paling banyak kita temukan di pasaran, dengan harga yang relatif terjangkau. Desain headset ini seperti desain headset kebanyakan, yaitu menggunakan sistem cangkang tertutup rapat, tanpa ada lubang atau jaring di bagian luar cangkang.
Headset closed-back cocok untuk kamu yang menginginkan sebuah perangkat audio yang dapat memblokir suara luar sehingga tidak mengganggumu. Sebaliknya, kamu juga tidak ingin musik yang kamu dengarkan keluar sehingga mengganggu sekitarmu sampai membuatmu malu.
Earpad yang tebal dan lapisan plastik di dalam earcup jadi tanda umum sebuah headphone closed-back. Dengan menggunakan komponen tersebut, headset ini dapat mengurangi bising eksternal hingga sekitar 10 dB.
Selain isolasi dari suara luar, bass musik terdengar lebih nendang jika didengarkan dengan headphone closed-back. Hal tersebut dikarenakan udara yang terperangkap pada earcup.
Kekurangan headset tipe ini adalah proses produksi suara mengandalkan ruang resonansi sehingga pengalaman musik yang terdengar tidak senatural jika menggunakan tipe open-back. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sering kali, mereka yang menggunakan headphone closed-back menggambarkan pengalaman mendengarkan musik mereka seperti "di dalam kepala". Hal tersebut dikarenakan tidak ada sirkulasi udara yang masuk atau keluar dengan bebas seperti pada headphone open-back.
Dengan kata lain, pengalaman mendengarkan musik dengan headphone closed-back tidak serealistis atau senatural saudara seperguruannya. Soundstage yang terdengar pun tidak seluas tipe open-back.
Selain itu, mendengarkan dengan headphone closed-back dapat membuat telinga cepat panas dan berkeringat. Sekali lagi, hal tersebut karena tidak adanya sirkulasi udara. Akibatnya, keringat pada telinga tersebut dapat membuat busa earpad cepat koyak.
Mana yang Lebih Baik?
Kedua headphone tersebut sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, bagaimana cara tahu yang mana yang kamu perlukan? Jika kamu suka bersantai mendengarkan musik di tempat ramai namun sunyi seperti kantor, bis, atau pesawat, headphone closed-back yang harus kamu pilih.
Sebalknya, jika kamu menginginkan produksi suara yang natural, jernih, dan punya soundstage yang luas, tentu saja kamu bisa menggunakan tipe headset open-back.
Buat bermain game, tipe open-back cenderung lebih menimbulkan masalah meski suara yang kamu peroleh lebih detil. Masalah yang utama tentu karena suara yang bocor menyebabkan teman satu tim kami terganggu sehingga komunikasi antar tim justru malah tidak lancar.
Sebagai pilihan, kamu bisa menggunakan headset gaming dengan sistem semi open-back, seperti headset Rexus HX20. Pada cangkangnya yang solid, terdapat beberapa lubang yang berfungsi untuk ventilasi sekaligus memperluas sound stage-nya.
Jadi, headset atau headphone mana pilihanmu?