Gamer, hoax atau berita bohong seputar wabah Covid-19 makin mewabah dan meresahkan masyarakat. Saatnya kita ikut mencegah dan mengatasi hal yang tidak berprikemanusiaan ini. Kenapa disebut tidak berprikemanusiaan? Saat ini banyak saudara kita atau (mungkin – amit-amit) malah keluarga kita sendiri yang mengalami musibah terkena wabah Covid-19.
Selain harus mengalami sakit karena virus Corona, penderita juga harus mengalami tekanan sosial dan psikologis dengan terkena penyakit tersebut. Jika terkena, penderita harus rela dijauhi oleh masyarakat sekitar dan jika akhirnya tidak tertolong dan meninggal, jasadnya pun akan kesulitan dimakamkan. Sungguh kasihan.
Akan lebih kasihan lagi jika para penderita harus menghadapi berita bohong mengenai mereka yang membuat tekanan psikologis yang sangat berat. Kalian tentu tidak mau hal itu terjadi, bukan? Sebagai Gamer Cerdas, saatnya bertidak dengan mencegah dan menghentikan berita bohong seputar Covid-19.
Pembuat dan Penyebar Dapat Kena Pidana
Sejak media sosial jadi bagian dari masyarakat, pemerintah Indonesia, terutama melalui instansi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dan Polisi RI, begitu gencar melakukan antisipasi penyebaran berita hoax di masyarakat. Kemenkominfo, contohnya, baru-baru ini mendatangkan mesin sensor pencari (crawling) konten negatif dan hoax.
Dilansir dari laman resmi kominfo.go.id, mesin ini bekerja secara efektif dalam mengidentifikasi konten negatif. Dikatakan konten negatif bisa dilihat dari seberapa besar pengaruh (impact) dan tingkat keviralannya dalam dunia siber.
Begitu pula dengan Polri. Dengan landasan hukum UU Informasi dan Transaksi Elektronik No 11 tahun 28 Pasal 28 ayat 1 dan 2, Polri membentuk tim siber yang mengantisipasi penyebaran hoax. Perlu diketahui, dalam UU tersebut, penyebar berita hoax dan konten yang memuat kebencian dapat “dicyduk” dan dimintai pertanggungjawabannya secara hukum.
Gamer Cerdas Anti-hoax
Sudah banyak orang yang tersandung masalah hukum akibat ikut menyebarkan konten yang tidak bisa dipertanggung jawabkan itu.
Nah, agar kamu tidak termasuk salah satu dari orang tersebut, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui saat memeroleh berita yang kurang jelas di dalam akun media sosialmu.
- Makin rajin baca, Slurr
Baca dulu berita yang kamu terima dari sebuah laman atau media sosial secara seksama. Jangan buru-buru untuk menyebarkan ke akun teman-teman atau grup kamu.
- Cari referensi lain
Saat kamu menerima sebuah berita, cari informasi yang sama melalui mesin pencarian. Jika ada website resmi lain yang memang membuktikan bahwa sebuah berita itu benar, maka kamu bisa mulai mempercayai berita itu.
- Waspadai judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya Jenazah Pasien Covid-19 Menularkan Virus melalui Tanah. Ngeri, kan? Tapi, tentu saja judul itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.
- Cek nama domain
Situs resmi pasti menggunakan domain sesuai nama perusahaan atau jasa. Apabila menggunakan domain umum seperti Blogspot, maka kesahihannya diragukan. Domain .id, seperti rexus.id, relatif lebih aman karena pemilik domain harus mendaftarkan diri dengan memakai kartu identitas dan alamat asli.
- Cek informasi kontak
Website resmi biasanya selalu mencantumkan informasi kontak pengelola situs yang bersangkutan. Waspadai website yang tidak mencantumkan kontak.
- Fitur “Whois”
Di internet ada berbagai tool “Whois” yang bisa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pengelola di balik sebuah domain website. Apabila sebuah situs tidak menampilkan identitas lengkap pengelola (di-protect), maka website tersebut perlu dicurigai kesahihannya.
- Cek di daftar website resmi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyediakan registrasi untuk para Penyelenggara Sistem Elektronik (termasuk website) di Indonesia yang bisa dikunjungi di alamat pse.kominfo.go.id.
- Cek kebenaran foto yang digunakan.
Banyak hoax yang menyertakan foto. Untuk melihat kebenaran foto aslinya, kamu bisa memanfaatkan mesin pencarian Google atau fitur aplikasi di tineye.com.
- Jangan asal “Share”
Ini yang penting. Gunakan akal sehat dalam bermedia sosial, Bro. Jangan asal share atau ketik “like”. Satu sentuhan pada tombol itu dapat membuat seseorang atau banyak orang makin menderita saat menghadapi wabah ini.
- Tetap optimis
Berita hoax biasanya merupakan berita pesimis yang membuat kegundahan. Hindari berita seperti itu agar kita bisa jadi pribadi yang selalu optimis menghadapi masalah bersama ini.
Peduli diri, peduli sesama!