Mengenali Ragam Sensor dalam Gaming Mouse

Dalam sebuah mouse optik atau laser, terdapat dua komponen utama yang berguna untuk mengatur gerakan kursor. Apa itu? LED dan sensor. Dua komponen ini layaknya tokoh Ken dan Ryu dalam Street Fighter, tak terpisahkan dan bekerja saling melengkapi.

Pancaran cahaya dari LED sebuah mouse dipancarkan langsung ke bawah untuk menerangi bidang datar dan dalam waktu bersamaan dipantulkan ke sensor yang ada sekitar LED.

Sensor itu kemudian akan membaca titik-titik yang terkena cahaya LED untuk kemudian diteruskan ke chipset dalam bentuk DPI. Sebagai penerima pantulan titik cahaya LED, kualitas dan sensitivitas sensor sebuah mouse sangat berpengaruh. Apalagi, untuk sebuah gaming mouse yang bekerja dalam durasi tinggi, gerakan yang sangat cepat, dan pemetaan titik yang sangat banyak.

Teknologi Lama yang Terus Berkembang

LED dan sensor dalam mouse sebenarnya bukan hal yang baru dalam dunia “pertikusan”. Sejak mulai bergantinya teknologi mouse yang mengandalkan “ball-joint” ke mouse optik, perkembangan teknologi LED dan sensor mouse mulai merangkak.

Awalnya, teknologi sensor cahaya ini ditemukan dan dipatenkan pada 1988 oleh Stephen B Jackson, seorang insiyur yang bekerja di Xerox, sebuah perusahaan mesin fotocopy pertama dari Amerika Serikat.

Meski teknologi sensor mouse ini sudah dipatenkan sejak 1988, tapi baru 11 tahun kemudian mouse berperantikan sensor LED ini diproduksi secara massal. Adalah Hewlett-Packard, produsen komputer kenamaan dari Amerika, yang menggelontorkan mouse optik dengan sensor LED. Seri mouse optik pertama yang dikeluarkan oleh HP dengan bekerja sama dengan Microsoft adalah Microsoft IntelliMouse with IntelliEye dan IntelliMouse Explorer.

Prinsip kerja sensor mouse menggunakan optoelectronic sensor, yaitu sensor gerakan dengan memanfaatkan cahaya yang kemudian diterima oleh sebuah kamera video beresolusi rendah. Sensor mouse optik generasi awal hanya dapat memetakan pantulan cahaya yang dikenakan pada bidang datar. Seiring perkebangan jaman, sensor mouse optik makin bisa membaca pantulan cahaya dari bermacam permukaan bidang.

Tak hanya permukaan yang kasar, sensor mouse optik modern pun makin bisa membaca pantulan cahaya pada bidang yang kotor, bahkan saat digunakan secara cepat dan dalam gerakan yang tak beraturan. Inilah yang kemudian menginspirasi para produsen gaming mouse untuk menciptakan mouse yang sensitif, handal, dan dapat memetakan berbagai permukaan untuk menghasilkan gerakan kursor yang cepat dan stabil.

Sensor, Kamera Mini Berefek Besar

Buat kamu yang suka berswafoto alias selfie, kehadiran kamera di ponsel menjadi syarat mutlak. Bahkan, beberapa dari kamu lebih mementingkan fitur kamera di ponsel daripada fitur lainnya, bukan? Buat produsen mouse optik, kamera atau sensor yang ada dalam mouse juga menjadi satu hal yang sangat penting.

Seperti diterangkan di atas, sebagus apapun cahaya LED yang keluar dari mouse takkan berpengaruh jika sensornya tidak bisa memetakannya secara optimal.

Saat ini, setidaknya ada tiga merek chip sensor yang paling kerap dibenamkan dalam gaming mouse, yaitu:

Avago

Merek chipset sensor ini memang sudah mendunia. Avago Technologies adalah perusahaan hardware dan semikonduktor yang berasal dari Singapura yang sudah berdiri sejak 57 tahun yang lampau. Sejak 2016, Avago mengakuisisi perusahaan semikonduktor Amerika, Broadcom, dan berubah nama menjadi Broadcom Limited yang berkantor pusat di San Jose, California, AS.

Dari beragam produk chipset sensor mouse Avago, Avago 3050 adalah salah satu seri chipset sensor yang paling banyak digunakan oleh produsen gaming mouse, termasuk gaming mouse Rexus seri Titanix. Keunggulan chipset Avago A3050 terletak pada kinerjanya dalam mengomptimalkan fitur macro dengan sensor gaming di dalamnya.

Rexus titanix TX3

Memang, Avago seri lainnya, termasuk seri yang lebih tinggi seperti Avago 3090 atau Avago 3310 juga mempunyai kinerja yang sama, tetapi harganya jauh di atas seri 3050. Untuk kualitas yang setara dengan harga terjangkau, chipset sensor Avago 3050 jadi pilihan yang ideal.

Pixart

Menyusul eksistensi Avago di dunia chipset sensor, muncullah Pixart. Sensor Pixart merupakan salah satu produk dari PixArt Imaging Inc, sebuah perusahaan sensor CMOS yang berdiri sehak Juli 1998 di Hsin-chu, Taiwan. Seiring waktu, kemampuan chipset Pixart makin diperhitungkan, termasuk karena harga produksinya yang relatif terjangkau.

Terjangkau bukan berarti tak berkualitas. Buktinya, beberapa produsen gaming mouse kenamaan membenamkan sensor ini di gaming mouse-nya. Seri Elite Razer yang melegenda sejak 2014 memilih menggunakan sensor Pixart seri PMW-3366 untuk komponen pengindranya.

Rexus xierra g7 1.png

Begitu pula Pixart seri PMW3389 yang banyak dilekatkan di beberapa gaming mouse kelas atas. Rexus pun memilih untuk mencangkok sensor Pixart dalam beberapa produknya, seperti dalam Rexus Xierra G7.

Sunplus

Satu lagi produsen chipset sensor yang makin dilirik oleh para produsen gaming mouse, yaitu Sunplus. Perusahaan chipset asal Taiwan ini mulai mengembangkan teknologinya di daratan Tiongkok sebelum akhirnya berkantor pusat di sana.

Salah satu produk chipset sensor yang terkenal dari produsen ini adalah Sunplus 168A yang dicangkok di beberapa merek gaming mouse entry level. Harga yang terjangkau, produk yang mudah diperoleh, dan jangkauan pasar yang luas menjadi beberapa alasan mengapa Rexus juga menggunakannya dalam beberapa seri mouse gaming-nya.

Rexus X6

Karakteristik Sensor Mouse yang Bagus

Setelah membahas beberapa jenis chipset sensor dalam gaming mouse berdasarkan produsennya, pertanyaan yang muncul adalah sensor apa yang bagus untuk gaming mouse? Jawabannya tentulah sangat bervariasi dan relatif.

Dikatakan “bervariasi” karena saat ini terdapat beragam jenis gaming mouse, dari yang paling murah hingga termahal. Kamu tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan dan bujet kamu.

Disebut “relatif” karena chipset sensor hanya salah satu bagian dari salah satu produk gaming mouse. Bisa saja sebuah gaming mouse membenamkan salah satu jenis chipset sensor terkenal di dalamnya. Tapi, tanpa didukung oleh komponen dan fitur lain, sensor tersebut takkan berfungsi optimal.

Tidak bisa disebutkan chipset sensor mana yang paling unggul. Tapi, untuk mengetahui kinerja sensor sebuah mouse, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui:

1. Counts Per Inch (CPI)

Hampir seperti DPI, namun lebih akurat, CPI mengacu pada berapa kali sensor mouse "membaca" permukaan mousepad tiap inchi gerakan. Makin kecil angka CPI, makin jauh kamu harus menggerakkan mouse untuk memeroleh gerakah kursor yang makin lebar.

2. Jitter

Hal ini mengacu pada ketidakakuratan sensor untuk "membaca" permukaan. Jitter seringkali terkait dengan kecepatan gerakan mouse atau CPI. Makin "jitter" sensor mouse, semakin gerakan kursor tak beraturan. Loncat sana-sini.

3. Angle Snapping

Acuan ini merujuk pada kesesuaian antara data yang masuk dalam chipset sensor dengan gerakan yang dihasilkan. Semakin halus gerakan yang dihasilkan oleh sebuah mouse, maka kemampuan sensor "membahasakan" sinyal gerakan yang masuk makin bagus. Idealnya, perbandingan antara sinyal yang masuk ke chipset sensor dengan gerakan di kursor adalah 1:1.

mouse tester
Grafis: pcgamer

4. Lift-Off Distance (LOD)

LOD mengacu pada tinggi ideal sebuah mouse sebelum sensor berhenti membaca permukaan. Ada beberapa jenis chipset sensor yang masih membaca permukaan sehingga ketika sedikit diangkat, kursor tetap bergerak. Bagi beberapa gamers, justru sensor mouse dengan nilai LOD rendah yang dibutuhkan sehingga mouse tetap mudah dikendalikan.

Nah, setelah mengupas kinerja gaming mouse berdasarkan chipset sensor yang dibenamkan di dalamnya, gaming mouse manakah yang jadi pilihanmu?

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published