Jika diperhatikan secara detil, bando dan earcup beberapa headset berkualitas menggunakan lapisan kulit yang lembut dan halus, beda dengan headset-headset kebanyakan. Apa yang beda? Saat ini, earcup/earpad dan bando beberapa headset menggunakan jenis lapisan kulit sintetis protein leather atau juga disebut dengan pleather.
Apa Itu Protein Leather?
Protein leather merupakan salah satu jenis kulit imitasi. Disebut “protein” karena kulit imitasi ini mengombinasikan bubuk protein dengan senyawa resin untuk membentuk lembaran kulit buatan yang memiliki kekuatan dan karakteristik yang mirip dengan kulit asli. Lembaran kulit imitasi tersebut kemudian disatukan dengan polyester sebagai material utamanya.
Awalnya, kulit imitasi ini banyak dipergunakan sebagai pengganti kulit dalam industri furnitur, terutama kursi. Saat ini, material ini banyak digunakan untuk pelapis earcup dan bando headset karena bahannya lembut dan halus sehingga nyaman saat menempel kulit. Headset Rexus seri HX20, HX25, ataupun headset Bluetooth S7 Pro menggunakan jenis protein leather.
Protein leather juga diklaim lebih mirip dengan kulit asli karena pori-porinya lebih halus. Soal durabilitas, protein leather juga lebih kuat dan awet dibanding polyutherane leather, jenis kulit sintentis yang juga banyak digunakan untuk industri headset dan kursi gaming.
Cara Membedakan Kulit Imitasi dan Kulit Asli
Disebut “imitasi” karena protein leather memang merupakan tiruan kulit. Karena diperoleh dari hewan dan diproses dengan cara yang lama, maka kulit asli mahal dan terbatas untuk diproduksi secara massal. Karenanya, penggunaan kulit tiruan yang lebih terjangkau makin banyak. Kualitas kulit tiruan pun semakin lama semakin mendekati kualitas kulit asli. Bahkan, untuk beberapa aspek, kulit tiruan justru lebih punya keunggulan.
Cara membedakan antara kulit asli dengan protein leather sebenarnya sangat mudah. Dilihat dari baunya, kulit asli mempunyai bau yang khas hewani, sedangkan protein leather tidak berbau. Dari pola pori-porinya, kulit asli mempunyai pola pori-pori yang tidak rata, sedangkan protein leather mempunyai pola yang merata dan konsisten. Karena terbuat dari campuran plastik, tentu saja protein leather mudah terbakar sehingga cara lain untuk membedakan keduanya adalah dengan membakarnya dengan korek api. Jika langsung meleleh saat terkena api, berarti itu adalah kulit imitasi.
Kelebihan Protein Leather
Protein leather mempunyai kesamaan dan karakteristik yang mirip dengan kulit asli berkualitas. Keunggulannya tentu adalah soal harga yang lebih terjangkau. Selain itu, karena dibuat dengan menggunakan mesin, maka warna dan kualitas yang dihasilkan akan selalu konsisten. Soal durabilitas, protein leather dapat awet hingga pulihan tahun.
Dari segi perawatan, protein leather membutuhkan perawatan jauh lebih minim dibandingkan dengan perawatan kulit asli. Secara periodik, kulit asli harus dirawat, yaitu dengan menggunakan losion pelembap kulit agar terhindar dari kekeringan yang menyebabkan lapisan kulit berkerak dan akhirnya sobek. Kulit asli juga tidak bisa dijemur secara langsung di bawah sinar matahari.
Dengan semua keunggulannya itu, menggunakan headset Rexus yang pakai protein leather tentu adalah pilihan yang sangat tepat.