Gamer, pengembang game Valorant nyatanya makin dibuat pusing dengan perilaku cheat yang makin banyak. Meski ancaman blokir selamanya diberlakukan, cheater tetap banyak dalam game besutan Riot Games ini.
Riot Games sempat mengonfirmasi telah memblokir lebih dari 10.000 cheater di gim Valorant pada pertengahan Mei 2020 silam. Beberapa hari kemudian, pengembang ini pun kembali menambahkan 1.600 pemain yang kedapatan berbuat curang di dalam gim.
Makin Banyak
Bukannya berkurang, tetapi perilaku curang tetap ada di dalam game FPS ini. Hal ini tentu membuat jengkel pengembang game yang dari awal kehadirannya selalu mengagungkan sebuah sistem permainan bersih yang bebas dari cheat.
Bahkan, sebelum rilis resmi, Valorant menjanjikan kepada para penggemarnya untuk menciptakan sistem anti-cheat kelas dunia. Faktanya, hingga saat ini masih ditemukan beberapa oknum cheater dalam permainan tersebut.
Tak mau ambil risiko lebih lanjut, Riot segera mulai mengambil langkah-langkah yang lebih ketat, mulai dari sanksi administratif dengan penghapusan ID hingga sanksi sosial di mana perilaku cheater akan dipublikasi sehingga setiap orang dapat melihat aksi curangnya yang memalukan.
Rekrut Peretas
Langkah terbaru yang dilakukan oleh Riot Games dalam menghadapi cheater adalah dengan merekrut para hacker atau peretas yang jago untuk mengembangkan sistem Vanguard anti-cheat mereka.
Dalam keterangan yang dilansir vice.com, disebutkan bahwa Riot menyembunyikan ASCII pada logo mereka dan dapat diterjemahkan sebagai sebuah pesan untuk para hacker agar bergabung dengan pengembang game ini, dengan mengajukan lamaran ke https://www.riotgames.com/careers.”
Riot juga dilaporkan mengakui klaim dan mengatakan bahwa serangkaian pesan disembunyikan di dalam file yang disebut “Stubs.dll”, yang merupakan bagian dari sistem anti-cheat untuk game Valorant.
Masalah kecurangan memang masih jadi masalah besar di dunia game, terutama di dalam game FPS, seperti CSGO atau Call of Duty. Upaya Riot dalam mengembangkan sistem anti-cheat untuk memerangi para cheater itu patut dipuji.
Kombinasi antara hukuman berat, sanksi sosial, dan sistem anti-cheat yang justru ditangani para hacker jago ini tentu jadi kombinasi yang ideal. Seberapa efektifkah kombinasi tersebut menangkal cheat di Valorant? Kita tunggu saja.