Gamer, kematian George Floyd, seorang Afro-Amerika warga Minneapolis, yang disebabkan karena penganiayaan oleh oknum kepolisian dan mengakibatkan munculnya gelombang protes besar membuat EA menunda rilis game Madden NFL 21. Game tersebut rencananya akan dirilis dalam pekan ini.
George Floyd adalah seorang pria berusia 46 tahun yang merupakan bekas sekuriti. Akibat pandemi Covid-19, dia di-PHK bersama jutaan tenaga kerja di Amerika lainnya. Di hari yang naas, dia ditangkap oleh oknum polisi dengan tuduhan telah memalsukan uang 20 Dollar Amerika.
Bukannya ditangkap dengan prosedur yang seharusnya, dia justru dianiaya dan dipukuli. Salah satu oknum polisi bermama Derek Chauvin bahkan menginjakkan dengkulnya di leher Floyd selama beberapa 8 menit hingga tak bernapas. Peristiwa tersebut terekam oleh kamera CCTV dan kemudian menjadi viral.
Banyak selebriti dan perusahaan yang makin membuat peristiwa ini terpublikasi secara masif. Tercatat Beyonce, Michael Jordan, hingga Netflix secara aktif menolak tragedi ini.
#Blacklivesmatter
Tak hanya viral di media sosial, peristiwa ini bahkan menimbulkan aksi protes yang luar biasa. Gelombang massa datang secara sporadis mulai di 26 kota di Amerika, termasuk di ibukota Amerika, Washington DC, dan menjalar ke kota-kota lain.
Protes yang dikenal dengan #blacklivesmatter tersebut tidak hanya menyerukan keadilan bagi Floyd, tetapi juga akhirnya menimbulkan gelombang anti rasisme. Ditemukannya fakta bahwa oknum polisi pembunuh Floyd hanya dipecat dan tidak dihukum berat makin menambah kemarahan massa.
Kerusuhan pun melanda Amerika. Efek pengangguran massal karena pandemi Covid-19 menunggangi protes tersebut dengan penjarahan massal. Banyak toko makanan, baju, hingga mobil dijarah oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab dan memanfaatkan kesempatan rusuh ini.
Berimbas ke Industri Game
Efek protes massal tersebut memang luar biasa. Menyebar ke semua aspek dan industri, termasuk industri gaming. EA Sports, salah satu perusahaan pengembang game terbesar, belum lama ini mengumumkan penundaan perilisan game Madden NFL 2.
Dalam akun Twitter resminya, EA Sports dengan jelas menjelaskan bahwa penundaan tersebut merupakan salah satu bentuk solidaritas terhadap gelombang protes menentang rasisme dan semua ssistem yang merugikan berdasarkan perbedaan ras.
“We stand with our African American / Black community of friends, players, colleagues, and partners. Our immediate attention is on actions we can take to drive change against the unjust treatment and systemic bias that is plaguing the nation and our world.”
Keputusan EA Sports ini memang tidak hanya berdasar pada solidaritas semata. Tetapi, ditilik lebih jauh, Madden NFL memang mempunyai pangsa pasar terbesar di Amerika sehingga jika tetap memaksakan untuk rilis dalam kondisi saat ini akan menjadi sebuah kerugian besar.
Ditambah lagi. NFL atau sepak bola Amerika merupakan olahraga yang digemari oleh warga Amerika, terutama mereka yang merupakan keuturunan Afro-Amerika, sehingga sudah wajar jika EA Sports memberikan salah satu bentuk “penghormatan” pada korban yang merupakan salah satu bagian dari komunitas penggemarnya.
Di atas apapun motif EA Sports, kita sebagai individu maupun mewakili golongan harus mempunyai prinsip teguh untuk menentang rasialisme dan menjunjung tinggi kesamaan harkat dan martabat manusia.