Nih, Tips Menjadi Content Creator Tajir Ala Coki dan Tretan Muslim!

Gamers, menjadi content creator itu kayaknya adalah hal yang susah susah gampang ya. Selain harus mempunyai ide yang cemerlang, cara mengemas content-nya juga harus kreatif. Eits, jangan salah, kalau kamu berpikir begitu aja sudah selesai, sorry mas bro sis, masih ada hal lain yang kamu perlu pikirkan.

Kalau kamu ingin menjadi content creator yang tajir dan mempunyai masa depan yang cerah, baca dulu donk tips ala Coki Pardede dan Tretan Muslim ini!

Yang pertama kamu harus pahami adalah, apa itu content yang baik? Menurut Coki, content yang berkualitas itu adalah content yang diciptakan untuk pasar yang tepat.

“Untuk beberapa konten, mungkin pas kita liat, ah ini kontennya jelek. Tapi jangan-jangan bukan jelek, siapa tahu kita bukan bagian dari target pasar si pembuat konten,” jelas Coki.

Pesan mereka untuk para content creator yang baru tidak perlu ragu-ragu, bikin saja.

“Masalah jelek atau bagusnya bisa di-review nanti, kalau kebanyakan mikir, ntar gak musim,” tambah Tretan.

Gak musim yang dimaksud disini adalah semangat untuk membuat konten yang padam ya gaes.

Coki sebelumnya menyebutkan pasar yang tepat, menimbulkan pertanyaan baru, bagaimana cara menentukan pasar yang tepat?

Dengan menggunakan contoh Musuh Masyarakat, podcast Tretan dan Coki, Tretan menjelaskan kalau dengan genre komedi profokatif mereka, podcast Musuh Masyarakat ini ditujukan kepada orang yang berpikiran terbuka.

“SMP, SMA, kuliah gak kuliah, yang penting anda tidak emosian, tidak suhu pendek, ya pasti gak masalah dengan Musuh Masyarakat,” jelas Tretan.

“Bisa dilihat dari komen dan analitik youtube,” tambah Coki.

Menurut dia, membaca komen itu penting banget untuk yang baru ingin memulai menjadi content creator. Selain itu, dengan membaca analitik youtube bisa memberikan informasi seperti siapa orang-orang yang sering mengkonsumsi content-nya, umurnya berapa, laki atau perempuan.

Kalau kamu merasa harus banget menjaga penampilan saat membuat konten, ini dia jawaban duo CokMus!

“Tergantung dari tujuan kita menjadi channel apa sih. Ada beberapa youtuber yang kita lihat buluk-buluk aja, tapi viewersnya banyak, subscribernya banyak, temanya tepat. Tapi kalau kamu ingin menjadi beauty vlogger, jelas penampilan mendukung,” jawab Coki.

Buat kamu yang ingin menjadi komedian, menurut mereka tidak perlu terlalu woah! Ya, bisa dilihat saja pakaian Coki dan Tretan.

Tips ke-4 yang diberikan adalah cara menentukan tema.

Tidak perlu memaksakan diri untuk masuk ke dalam tema yang kamu kurang suka dan pahami, karena content creator ternama ini memulai dari hal yang mereka suka dan kuasai terlebih dahulu.

“Mulai aja dulu dari yang kita suka dan pahami, biasa kita kelihatan lebih menguasai dan tidak gagap ngomongnya,” jawab Coki.

Nah, kamu sudah punya tema yang cocok dan ide yang menarik nih, gimana caranya mengembangkan ide tersebut?

Duo CokMus ini memang terkenal dengan keberanian mereka membuat konten, jadi jawaban yang mereka berikan adalah berani untuk mempublikasikannya dulu. Sama seperti saat kamu latihan apapun, kita harus berani mencoba dan berani salah, supaya nanti kamu bisa belajar dari kesalahan itu dan membaca komen-komen yang ada.

Tanpa dipublikasikan ke umum, kamu akan selalu merasa kalau konten yang kamu buat itu bagus sekali, sampai-sampai ngerasa kalau “ini kayaknya konten terbaik di dunia.”

“Dan research si, pelajari konten sendiri, ooo ini kurang lucu, ooo ini kurang luas, dan kita harus mencari sumber referensi dulu sebanyak-banyaknya,” tambah Tretan.

Masalah dari beberapa content creator pemula adalah, mereka sangat kuatir dengan haters. Padahal, menurut Coki Pardede, haters adalah “sesuatu yang positif.”

Tapi kamu harus bisa membedakan juga. Ada haters yang baik dan yang benci. Kalau cuman “bego lu,” anggap saja itu bukan segmen pasar kamu. Tapi kadang ada yang masuk akal seperti, “ah, bahasnya ini melulu, yang lain donk!”

Yang masuk akal ini lah yang bisa dipakai untuk mengintropeksi diri dan ditanggapi.

Cara untuk menanggapi haters juga penting. Haters yang benci bisa membuat kamu memiliki mental yang lebih kuat dan membuat konten yang lebih bagus bila ditanggapi dengan benar.

“Malah, kalau kita sudah punya haters, berarti itu salah satu tanda kesuksesan. Kalau content kita semakin terkenal, seharusnya berbanding lurus dengan jumlah hatersnya. Yang jadi masalah adalah kalau kontennya tidak dikenal, tapi hatersnya makin banyak,” dan diakhiri dengan gaya khas duo CokMus, “KHUAAAAAAK!!”

Mungkin belum terpikirkan sekarang, tapi apakah kamu melihat diri kamu menjadi content creator selamanya? Adakah prospek kedepannya dengan menjadi content creator? Orang-orang yang melihat kamu menjadi seorang content creator pasti memikirkan pertanyaan ini juga.

“Ya… kalau kita sudah jadi pengusaha ya, kita tidak akan buat konten lagi ya, Coki?” tanggapan Tretan.

Coki juga menyampaikan pesan kepada kamu,

“Satu hal yang harus kita berdamai bahwa yang namanya bergerak di industry kreatif, suatu saat nanti pasti ada yang lebih fresh, suatu saat nanti pasti ada yang lebih muda, datang dengan konsep-konsep yang lebih baru. Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang, mumpung masih dalam kondisi prima, adalah kita harus berkarya sebanyak-banyaknya, dan menabung.”

“Sehingga pada saat masanya tiba, kita harus pensiun, kita bisa memberikan jalan kepada mereka yang muda buat naik. Tapi di satu sisi, kita sudah cukup mumpuni, mempunyai pegangan,” tambah Coki.

Rajin menabung tentunya penting, melihat dari banyaknya youtuber yang keasikan menghamburkan duit. Sehingga saat yang muda ingin mencoba naik, jalan mereka ditutup dengan kalimat, “kamu pasti miskin.”

“Malahan narkoba bro,” tambah Tretan.

Tretan juga memberi tambahan buat kamu supaya saat terkenal nanti, dan ada banyak pendatang baru yang lebih muda dan fresh, kamu juga tidak boleh kalah.

Mendengar jawaban tersebut, kayaknya duo CokMus sudah mempunyai rencana di 5 tahun ke depan ya. Seperti sedang wawancara saja ya.

“Kalau dia (Tretan) sih sudah menikah, gak tahu mau tambah lagi?” tanggap Coki.

“CAH CAH CAH CAH!”

“Kalau dari kreatif si, akan lebih memperluas scope. Kemarin kan kita cuman di komedi doank, di standup, di youtube, sekarang sudah di game, MLI (Majelis Lucu Indonesia) udah mulai ke musik,” jawab Tretan.

Pokoknya, Coki dan Tretan tidak akan lari jauh-jauh dari industri entertainment, apapun yang ada kaitan dengan komedi, selama menghibur.

Gimana gaes, sudah gak sabar ingin menjadi content creator yang tajir. Ingat-ingat ya pesan-pesan dari Coki Pardede dan Tretan Muslim untuk menjadi content creator yang tajir! Bagaimana cara membuat konten yang baik, cara menanggapi haters, dan selalu ingat untuk menabung. Belajar juga dari masa depan yang ingin mereka capai, supaya kamu tidak hanya menjadi content creator saja!

Terima kasih sudah membaca ya, Gamer Cerdas!

Baca juga:

Manfaat Bermain Video Game: Melatih Decision Making

Manfaat Bermain Video Game: Meningkatkan Keterampilan Sosial

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published