Gamer, peristiwa penutupan dan penangkapan pemilik PS Store yang sempat viral di media sosial bisa menjadi pelajaran buat kita dalam memilih ponsel. Kebutuhan ponsel saat ini memang sangat luar biasa, terutama semenjak pandemi Covid-19 yang memaksa orang memusatkan segala aktivitasnya secara daring dengan memanfaatkan keberadaan ponsel.
Dari kebutuhan gaming, sejak beberapa tahun lalu, ponsel juga makin naik daun sejak makin maraknya mobile game yang dimainkan melaluinya. Sekarang, hampir semua gamer mempunyai ponsel yang bisa memainkan game, meskipun sebenarnya mereka juga memainkan game di komputer.
Kebutuhan Ponsel Pintar
Alasan mengapa kebutuhan ponsel (dalam hal ini tentu merujuk pada ponsel pintar) tentu adalah soal kepraktisan dan mobilitas. Dengan ponsel pintar yang dilengkapi dengan sistem operasi yang memungkinkan seseorang menjelajah internet dan melakukan beberapa pekerjaan, pengguna seperti memindah fungsi PC ke dalam sebuah perangkat genggam yang bisa dibawa kemanapun.
Dari data katadata.co.id, pada 2019, tercatat 92 juta penduduk Indonesia menggunakan ponsel pintar. Jumlah yang sangat besar itu tentu menjadi lahan subur bagi para produsen ponsel pintar dan jaringan distribusinya, termasuk para importir yang memasukkan ponsel tersebut ke Indonesia, baik secara legal maupun ilegal (Black Market).
Ponsel yang masuk melaui importir legal tentu sudah disertai dengan beragam persyaratan dari instansi terkait dan sesuai dengan standarisasi yang berlaku di Indonesia. Itu berbeda dengan ponsel BM yang memang “diseludupkan” untuk menghindari pemeriksaan.
Untung Rugi Membeli Ponsel BM
Karena tidak melalui persyaratan dan standarisasi yang sudah ditentukan, maka kualitas ponsei BM tentu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Dari segi harga, ponsel BM tentu lebih murah.
Jelas, karena ponsel BM tidak melalui jalur bea cukai resmi dan tidak melalui pemeriksaan lain, seperti postel dan sebagainya. Sebagai contoh, sebuah ponsel Apple kelas atas legal yang dibanderol di kisaran 17 juta dapat ditebus dengan harga 12 juta jika melalui sistem BM. Selisih hingga 5 Juta, Cuy!
Bagi konsumen seperti kita, ponsel dengan harga murah tentu menggiurkan. Desakan kebutuhan ponsel pintar saat ini membuat kita harus berpikir keras untuk mendapatkan ponsel pintar dengan kemampuan dewa tapi dengan harga kere.
Tetapi, apakah benar-benar untung saat akhirnya kita membeli ponsel BM ilegal? Belum tentu. Bahkan, sebenarnya banyak ruginya. Nih, beberapa kerugian membeli ponsel ilegal.
-
Keaslian tidak terjamin
-
Tidak ada garansi resmi
-
Dapat Ponsel Bundling
-
Blokir IMEI
Saat ini, pemerintah melalui Kominfo bekerjasama dengan operator seluler untuk melakukan pemblokiran IMEI terhadap ponsel BM. Hal ini tentu merugikan para pengguna ponsel BM karena bisa saja sewaktu-waktu ponselnya tidak bisa digunakan lagi karena telah diblokir oleh pemerintah.
Empat kerugian itu hanyalah beberapa dari banyak kerugian yang bisa dialami jika membeli ponsel BM. Di luar keempat itu, tentu ada kerugian lain. Salah satunya juga potensi di-bully teman jika kita ketahuan menggunakan ponsel BM.
Cara MengetahuI Ponsel Ilegal
Setelah tahu ruginya membeli ponsel tak resmi, tentu kalian ingin beli ponsel resmi donk buat main game dan mendukung proses belajar dari rumah. Tapi, ternyata saat ini tidak mudah membedakan antar ponsel BM dengan ponsel asli karena teknologi memungkinan proses pemalsuan yang sangat lihai. Nah, bagaimana caranya membedakan ponsel resmi dengan ponsel BM?
-
Beli dari toko/distributor resmi
-
Cek nomor IMEI
-
Cek sertifikat SDPPI
-
Buku petunjuk bahasa Indonesia