Gamer, seringkali kita dibuat gemas karena headset nirkabel dan TWS berkoneksi Bluetooth tetap mengalami delay atau latensi saat digunakan untuk bermain game atau menonton video. Delay merupakan suatu keadaan saat suara tidak sinkron alias telat sepersekian detik dengan gambar yang muncul.
Seperti kita ketahui, delay memang bukan masalah baru dalam dunia headset atau earphone, baik yang berbasis koneksi kabel, maupun yang berbasis koneksi Bluetooth. Semua transfer data yang melalui media konektor, baik kabel maupun frekuensi radio, membutuhkan waktu.
Realtime itu Hanya Utopia
Hah? Headset kabel juga mengalami latensi atau delay? Ya. Jangan dikira headset atau earphone kabel tidak mengalami latensi. Latensi atau delay yang terjadi pada headset atau earphone yang menggunakan kabel adalah sekitar 5-10 milidetik. Karena latensinya sangat cepat, maka sistem pendengaran kita tidak merasakannya sehingga serasa tidak ada delay.
Ini berbeda dengan transfer data melalui backbone frekuensi radio. Karena mediatornya adalah gelombang electromagnet yang ada di udara, maka potensi latensinya lebih besar. Idealnya, latensi yang terjadi sekitar 32milidetik. Dalam
Tetapi, pada faktanya, banyak perangkat yang tidak mampu untuk memenuhi angka ideal itu. Kebanyakan perangkat audio berbasis Bluetooth yang ada di pasaran mempunyai latensi antara 100 – 300milidetik. Itu untuk produk yang lumayan bagus, Untuk produk standar, potensi latensinya adalah antara 100 – 500milidetik.
Dengan fakta itu, dapat dikatakan bahwa sebenarnya sensasi “realtime” pada sebuah perangkat audio nirkabel berbasis koneksi frekuensi radio adalah sebuah utopia atau impian masih jauh dari kenyataan.
Tak Cukup Versi Bluetooth, Codec Juga Berperan
Meski demikian, teknologi terus berupaya untuk memberikan yang terbaik buat penggunanya. Bluetooth sebagai salah satu yang bertanggung jawab besar atas pengalaman latensi ini terus mengembangkan versinya.
Saat ini, diklaim bahwa kehadiran Bluetooth versi 5.0 dengan A/V sync akan menjadi solusi permasalahan tersebut. Tapi, hingga saat ini, beberapa pengguna masih mengalami pengalaman lama meski menggunakan teknologi gigi biru terbaru itu.
Dari fakta itu, saatnya kita tidak terfokus pada teknologi Bluetooth tapi juga mengenali faktor pendukung terjadinya transfer data itu, yaitu codec. Codec adalah semacam pola enkripsi digital yang berperan dalam encoding sinyal audio digital sebelum dan setelah sinyal tersebut ditransfer melalui media koneksi.
Saat ini, kebanyakan versi Bluetooth menggunakan codec yang disebut low-complexity sub band codec atau SBC. Sebagai codec sederhana, SBC tidak perlu sistem yang yang kompleks untuk menerjemahkannya.
Sayangnya, codec ini memang tidak terlalu bisa diandalkan untuk menekan latensi karena latensinya masih di kisaran 100 – 200milidetik dalam 16-bit audio. Jadi selain masih lemot, kualitas audio-nya juga standar.
Codec SBC ke APTX dan AAC
Untuk menggantikan codec SBC, hadirlah codec APTX HD. Ini adalah codec audio 24 bit dengan latensi yang makin rendah, hanya kisaran 40 – 100 milidetik. Dengan kata lain, APTX HD lebih cepat dan punya kualitas audio yang lebih baik dari SBC.
Saat ini, codec APTX tersedia untuk perangkat Android, Mac, dan Windows. Sayangnya, codec ini tidak didukung oleh perangkat iOS.
Perangkat besutan Apple itu tetap memilih untuk mempercayakan sistem transfer datanya pada format codec AAC. Padahal, sebenarnya codec AAC juga tak bisa terlalu diandalkan karena masih berkutat di latensi antara 140 – 200 milidetik.
Yang perlu jadi catatan, untuk menikmati codec tersebut dalam bentuk sinyal audio berkualitas, maka baik perangakat pemutar musik atau game (ponsel) dan earphone harus sama-sama mendukung codec yang sama.
Kalian tidak akan dapat menikmati kualitas codec APTX HD meski earphone atau headset gaming kalian mendukung codec tersebut jika ponsel atau device pendukungnya tidak mendukung codec tersebut.
Makin tahu ya jawaban kenapa kok earphone atau headset Bluetooth kadang masih mengalami delay? Ini jadi pertimbangan kalian sebelum membeli perangkat audio berbasis koneksi Bluetooth.