Hindari Kebiasaan Ini Jika Ingin Jadi Gamer Profesional

Gamer, buat kalian yang ingin menjadi gamer profesional sebaiknya hindarkan perilaku yang dapat menghambat karier kamu tersebut. Seperti kita ketahui bersama, menjadi gamer profesional dapat menjadi salah satu profesi yang menjanjikan.Di satu sisi, e-sport sudah menjadi cabang olahraga prestasi yang diakui secara resmi oleh pemerintah dengan dibentuknya PB Esports. Tak hanya di Indonesia, pengakuan game sebagai olahraga elektronik juga terjadi di seluruh dunia.

Di sisi lain, esports sekaligus menjadi bisnis yang menjanjikan penghasilan. Sebagai gambaran, gaji bulanan seorang gamer profesional yang tergabung dalam tim besar adalah sekitar 2 kali UMR. Gaji bulanan itu tentu di luar uang hasil memenangkan turnamen.

Tak hanya dari hadiah turnamen, tawaran endorsement produk tertentu dan fee dari streaming di kanal live tertentu tak kalah menggiurkan. Secara personal - tanpa terkait tim, kalian bisa dikontrak untuk mempromosikan produk gaming seperti produk Rexus, misalnya.

Foto: Tim esports bigetron

 

Syarat Jadi Pemain Gamer Profesional

Menurut Eddy Lim, ketua IESPA, ada empat syarat penting yang perlu dipenuhi oleh gamer profesional, yakni rajin latihan, tubuh yang sehat, otak cerdas, dan mental ikut turnamen.

Pertama, tubuh yang sehat hanya bisa diperoleh dengan cara mengonsumsi makanan bernutrisi, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur. Jangan mentang-mentang ingin menjadi atlet esports terus bermain game berjam-jam sepanjang hari tanpa menghiraukan faktor kesehatan. Itu salah.

Porsi berlatih game justru jangan terlalu terforsir. Perbanyak waktu untuk olahraga fisik karena daya tahan dan kestabilan konstentrasi sangat tergantung pada kondisi tubuh. Olahraga seperti berenang, joging, atau olahraga kardiovaskuler adalah pilihan olahraga yang tepat.

Kedua, gamer profesional harus cerdas. Menurut Eddy, game mengadu strategi dan logika. Makanya, biasanya gamer profesional berlatar belakang mereka yang suka akan pelajaran eksak seperti matematika atau fisika. Mengapa? Belajar ilmu pasti diklaim lebih efektif menstimulus otak agar berpikir secara logis dan tepat.

Ketiga, seorang gamer profesional memang harus berbakat dan terampil. Ketrampilan itu meliputi hal membaca permainan, mengatur strategi, dan memainkan peralatan gaming. Gunakan peralatan gaming yang bisa digunakan untuk berlatih dan berkompetisi sekaligus, seperti produk headset gaming Rexus.

Keempat, gamer profesional juga harus mempunyai mental yang kuat. Mental yang kuat itu meliputi mental pantang menyerah saat, mental bertanding yang kuat, kemampuan bersosialisasi, dan punya kepribadian yang baik.

Hindari Kebiasaan Ini

Setelah memahami syarat di atas, kamu juga harus menghindari beberapa hal yang bisa menghambat kariermu sebagai gamer profesional. Beberapa hal yang antara lain adalah:

1. Terbiasa cheat

Seperti olahraga lain, esports adalah olahraga yang mengutamakan sportivitas dan kejujuran. Karenanya, sejak awal biasakan diri kalian untuk bermain secara sportif. Salah satunya adalah dengan menghindari kebiasaan curang atau cheat. Kebiaasan cheat akan mengakibatkan kamu terbiasa untuk tidak bermain jujur sehingga dapat berdampak pada integritas pada tim.

Foto: Li Wei "Vasilii" Jun, istimewa

 

2. Hindari perilaku kasar

Perilaku kasar dan reaktif bisa jadi muncul saat kita bermain game. Biasanya itu terjadi tanpa sadar. Tapi, jika itu terjadi secara berulang dan juga dilakukan di luar permainan, maka akan menimbulkan masalah tersendiri, bahkan masalah hukum.

Itu terjadi pada Li Wei Jun atau yang lebih dikenal dengan nama Vasilii, pemain League of Legends yang tergabung dalam tim Newbee. Vasilii terekam pernah melakukan tindak kekerasan kepada pacarnya dan saat itu ditonton secara live oleh ribuan pemirsa Twitch. Akibatnya, Newbee pun langsung memutuskan kontraknya dengan Vasilii.

3. Mengucapkan Kata-kata Berbau Rasis

Tak hanya di dunia sepakbola, kata-kata dan tindakan rasis di dunia game profesional juga sangat sensitif. Kenapa? Tentu saja karena olahraga elektronik ini dilakukan dan dinikmati oleh orang dari berbagai suku dan negara di dunia. Dengan mengatakan hal yang berbau SARA, pelaku akan merendahkan sportivitas sekaligus martabat semua orang.

4. Pakai obat penambah stamina

Gamer profesional membutuhkan ketahanan tubuh yang prima. Beberapa gamer menjaga stamina-nya dengan mengonsumsi minuman penambah energi yang mempunyai kandungan kafein dan taurin. Dalam dosis tinggi dan durasi konsumsi yang lama, kandungan itu akan berpengaruh pada kinerja ginjal dan jantung.

Lebih parah lagi, ada beberapa oknum yang menggunakan obat-obatan sejenis ADHD untuk meningkatkan performa. Jenis obat-obatan tersebut digolongkan sebagai doping.

5. Kebiasaan boros

Merasa mudah memperoleh uang dari menjadi gamer profesional, beberapa gamer dengan mudah membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Padahal, kita tahu, menjadi gamer profesional tidak bisa selamanya. Ada masanya kita akan tergantikan oleh pemain lain yang punya kemampuan lebih.

Karenanya, biasakan untuk mengatur pendapatan secara sistematis. Jika ada pendapatan lebih baik dari menang turnamen ataupun live streaming, bisa digunakan untuk berinvestasi. Investasi tersebut akan bermanfaat saat kamu tidak lagi menjadi gamer profesional.

Beberapa hal tersebut dapat mulai kalian aplikasikan sejak dini, saat sedang merintis karier di dunia esports. Lebih dari itu, kebiasaan di atas juga perlu dihindari bagi kita semua, meski tidak berprofesi sebagai gamer profesional.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published