Jika Donald Trump Jadi Presiden Amerika Lagi, Apa Kabar Industri Game?

Foto: Donald Trump/invenglobal

Gamer, pemilihan umum Amerika sedang berlangsung saat ini, dengan mempertemukan petahana Donald Trump dan penantangnya, Joe Biden. Seperti kita ketahui, selama ini Donald Trump membuat kebijakan-kebijakan yang dinilai menekan perekembangan industri game, terutama di negeri Paman Sam tersebut.

Pada 2018 lalu, dia sempat mengancam untuk melarang game CS:GO. GTA, dan game bernuansa kekerasan lain. Alasan utama Trump adalah soal kekerasan yang berpotensi ditimbulkan dari kebiasaan bermain video game yang bernuansa kekerasan dan pembunuhan.

Keputusan tersebut dipicu dengan peristiwa penembakan brutal yang terjadi pada 14 Februari 2018 lalu di Marjory Stoneman High School, Florida, AS. Pelaku penembakan diketahui terinspirasi dari adegan peperangan yang ada dalam game bergenre FPS. Peristiwa yang menewaskan 17 siswa sekolah tersebut membuat pemerintah Amerika mulai melakukan beberapa langkah penanggulangan. Selain memperketat pengamananan sekolah, pemerintah Donald Trump juga melarang peredaran game yang tersebut.

 Ancam Boikot Game China

Perihal "permusuhannya" dengan dunia game, Trump juga kerap melontarkan wacana untuk meberedel beragam aplikasi dan game terutama buatan China. Pada Agustus 2020 lalu, santer diberitakan bahwa dia akan segera melarang aplikasi Wechat, Tiktok, dan beragam game produk Tencent.

Bisa dimengerti,wacana memboikot produk Tencent dan aplikasi buatan China tersebut kental bernuansa politik dan menjadi bagian dalam "perang dagang" antara Amerika dengan China. Alasan keamanan data jadi isu utama yang digunakannya.

Tak hanya produk China, ketidakcocokan kebijakan Trump dengan industri game juga terlihat dari wacananya melarang game Fortnite besutan Epic Game. Meski masih menjadi wacana hingga sekarang, tetapi memang sejak pemerintahan Donald Trump, industri game - terutama di Amerika - seperti mendapat tekanan.

Donald Trump Kurang Didukung Pelaku Teknologi

"Permusuhan" Donald Trump dengan beberapa pelaku industri game sebenarnya hanyalah salah satu bagian dari ketidakcocokannya dengan pelaku industri teknologi pada umumnya. Itu bergulir hingga pemilihan umum saat ini.

Dilansir dari detik.com, aliran dana dari pelaku industri teknologi mayoritas mengalir ke kandidat presiden Joe Biden dari Partai Demokrat. Sebagai contoh, pendiri Facebook, Dustin Moskovitz, menyumbangkan USD 24 juta. Mantan CEO Google, Eric Schmidt, menyumbang USD 6 juta.

Keduanya adalah donatur penting Future Forward USA yang mengupayakan Joe Biden jadi presiden dalam Pilpres AS 2020. Artinya, mereka kompak tak ingin Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat lagi.

Selain mereka, ada Reed Hastings, CEO Netflix, yang menyumbangkan lebih dari USD 5 juta, mayoritasnya untuk Senate Majority PAC yang mendukung anggota DPR Partai Demokrat. Tak ketinggalan, Reid Hoffman, pendiri LinkedIn, tercatat sebagai donatur terbesar bagi kampanye Biden dan Partai Demokrat, dengan sumbangan sekitar USD 14 juta.

Siapapun Presiden Amerika, Game Jalan Terus

Saat tulisan ini ditulis, pemilihan umum sedang berlangsung di Amerika Serikat. Banyak informasi yang menyatakan bahwa dari beberapa negara bagian yang sudah memperoleh hasilnya, keduanya bersaing ketat dalam perolehan suara.

Jika memang Trump menang kembali, maka industri game, terutama di Amerika, tentu akan terimbas dengan kebijakan struktural menghadapi perang dagang dengan China. Di satu sisi, China pun tak kalah progresif untuk menggelontorkan game-game produk pengembang game-nya ke seluruh dunia.

Perkembangan game tak bisa lagi dibatasi oleh satu wilayah. Industri ini sudah menjadi masif dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke negara-negara berkembang.

Sebagai contoh, India menjadi salah satu pangsa pasar terbesar game besutan Tencent, PUBG. Meski karena faktor sengeketa perbatasan dengan China akhirnya India melarang game tersebut masuk negaranya, game tetap jalan terus, hanya berpindah judul dan platform.

Di Indonesia, hanya satu wilayah, yaitu Aceh, yang memperlihatkan sikap represif terhadap game. Di wilayah lain, game tetap berkembang menjadi salah satu industri yang dominan.

Lepas dari siapa pemenang pemilu Amerika, apakah itu Donald Trump atau Joe Biden, game tetap berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Jadi, buat kalian yang memang hobi bermain game, jangan kuatir hobi kalian itu akan terbatasi.

Lengkapi saja peralatan gaming kalian dengan produk gaming Rexus agar pengalaman bemain game jadi lebih nyaman dan realistis. Dapatkan produk gaming yang berkualitas namun dengan harga terjangkau ini di www.rexuzone.id atau di semua toko online marketplace: rexusid.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published