Gamer, main game online jadi salah satu kegiatan makin sering dilakukan saat saat pandemi Covid-19, selain belajar dan bekerja secara online di rumah. Tentu saja, kegiatan tersebut membutuhkan bandwith yang besar dan otomatis akan berpengaruh pada pemakaian kuota yang makin boros.
Tak ayal, pemakaian kuota yang boros pasti jadi salah satu masalah utama para orang tua. Di saat jaman yang serba sulit karena wabah Corona ini, para orang tua harus mengeluarkan bujet ekstra untuk memenuhi kebutuhan kuota buat sekolah dan game online sang anak.
Bandwith = Kuota?
Memang tak bisa dipungikiri bahwa beraktivitas di internet akan menggunakan bandwith jaringan seluler. Secara teknis pengertian bandwidth adalah banyaknya data(bit) yang dapat dikirim atau diterima antar perangkat komputer dalam satu detik (BPS) Bit Per Second.
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari pengertian Bandwidth Internet adalah batas kecepatan maksimal yang diberikan oleh ISP (Penyedia jasa layanan Internet) atau provider kepada kita untuk mengirim(upload) dan menerima(download) data dari dan ke jaringan internal atau ke internet.
Untuk menggunakan bandwith tersebut, kita harus membayar bandwith tersebut pada penyedia layanan seluler. Pembayaran ini biasa dikonkritkan dalam bentuk kuota internet. Semakin banyak bandwith yang kita pakai, maka semakin banyak pula kuota internet yang kita butuhkan.
Fakta Penggunaan Bandwith Game Online
Penggunaan bandwith dalam berseluler dapat berbentuk macam-macam, seperti browsing, telepon melalui jaringan internet (VoIP), belanja online, dan apapun aktivitas berinternet saat ini. Dari semua aktivitas tersebut, masyarakat selalu menilai bahwa penggunaan bandwith terbesar adalah bermain game online.
Benarkah seperti itu faktanya? Yuk, kita lihat bareng. Tuduhan itu memang tidak salah, tapi tidak seratus persen benar. Fenomena penggunaan bandwith untuk game online memang besar karena di sana ada lalu lintas data yang besar, terutama untuk beberapa game dengan tampilan visual yang super gede. Tercatat, Steam sebagai platform gamer terbesar saat ini menunjukkan lalu lintas data di bandwith yang super besar.
Tapi, jika kita bandingkan dengan penggunaan internet lainnya, apakah game online menempati peringkat pengguna bandwith terbesar? Sepertinya tidak. Seperti disinggung di atas, penggunaan bandwith pada game online tergantung pada jenis game yang dimainkan. Tidak bisa dipukul rata.
Sebagai contoh, kita gunakan patokan game Fortnite dan Minecraft. Kedua game tersebut tercatat menggunakan data sekitar rata-rata 100MB per jam. Untuk game yang lebih kecil dari kedua game tersebut, perkiraan penggunaan bandwith data tentu lebih kecil, bahkan ada yang hanya 40MB per jam. Untuk game yang sedikit lebih besar, kebutuhannya hanya sekitar 150MB per jam.
Bagaimana dengan Aktivitas Internet Lain?
Yakin bermain game boros bandwith? Bagaimana dengan aktivita kamu saat streaming di Netflix dengan standar high definition (HD)? Berapa kira-kira penggunaan datanya? Tenang, aktivitas ini hanya butuh bandwith sekitar rata-rata 3000MB (30GB) per jam kok! Itu baru yang HD ya. Kalau mata kamu terbiasa menonton dengan kualitas piksel lebih nano dalam resolusi 4K, tentu bandwith yang disedot dari jatah kuota internet kamu jauh lebih besar.
Jangan syok dulu. Bagaimana dengan kalian yang mulai terbiasa menggunakan fasilitas Zoom sebagai media virtual meeting? Apakah platform itu hemat bandwith? Sebagai catatan, saat kamu menggunakan Zoom dengan streaming video beresolusi Full HD, maka bandwith yang dikonsumsi adalah 1.8Mbps atau sam dengan 810MB (0.81GB) per jam. Itu belum termasuk video stream yang kamu unggah ya.
Jadi, Apa Kesimpulannya?
Bukannya menghimbau kamu untuk terus menerus bermain game online ya. Tetapi, mau menggarisbawahi bahwa banyak aktivitas internet lainnya yang justru menyedot bandwith jauh lebih besar daripada bermain game daring.
Ada tiga hal yang bisa kita petik dari fakta di atas, yaitu:
Pertama, saat ini, penggunaan kuota internet tak terbendung lagi. Jika penggunaannya tidak bijaksana, maka akan bermunculan para “fakir kuota” yang harus merelakan bujet untuk makan dialihkan untuk memperkaya para provider telekomunikasi.
Sekali lagi, bijaklah dalam menggunakan kuota internet. Anggaplah kuota adalah uang dalam dompet butut kamu yang tiap kamu mengeluarkan selembar demi selembar dan berpindah tangan ke orang lain, ada perasaan kehilangan yang turut serta.
Kedua, wahai kaum gamer daring, bijaklah memilih jenis game yang kamu mainkan. Sangat berlimpah game dengan visual grafis super alus sealus rambut Raisa. Tapi, untuk memboyongnya, kamu harus merelakan bandwith ekstra besar per unduhan. Sebagai contoh, game Red Dead Redemption 2 butuh 105GB file unduhan! Game-nya keren sih, tapi kamu rela dompet bandwith internet kamu terkuras?
Masih banyak kok game oneline lain yang tak kalah keren tapi bisa ditebus dengan harga unduhan yang lebih masuk akal. Yuk, sebut saja Fortnite (35GB), Dota 2 (15GB), Overwatch (30GB). Itu hanyalah beberapa contoh game terjangkau yang menawarkan efek sinematik lumayan. Toh, ngga semua game seharga 100GB menawarkan sinematik yang mumpuni.
Ketiga, jangan terlalu hitung-hitungan juga ya. Situasi wabah Corona yang membuat banyak orang terpaksa tinggal di rumah ini memang menyebabkan kebosanan dan tingkat stress luar biasa, terutama buat kalian yang ngga biasa diam di rumah. Tetaplah menjaga kesehatan mental dengan salah satunya bermain game. Toh, game terbukti efektif menjadi “pelarian” dari kebosanan dan stres.
Stay safe, salam waras!