Gamer, mempunyai perangkat gaming nirkabel seperti mouse, headset, gamepad, ataupun perangkat lainnya membutuhkan pengisian ulang daya atau istilah umumnya, di-charge. Pengisian ulang daya tersebut biasa menggunakan charger, baik yang menggunakan kabel yang dicolokkan ataupun dengan menggunakan teknologi induksi yang nirkabel.
Proses pengisian ulang daya tersebut berlangsung dengan cara memasukkan daya listrik Direct Current (DC) ke dalam baterai lithium ion ataupun lithium polymer yang tertanam di dalam perangkat gaming. Untuk mengubah arus dari listrik rumah yang bersifat Alternating Current (AC) menjadi DC adalah peran dari charger yang berfungsi pula sebagai power adaptor.
Jika kita lihat secara jeli, proses pengisian daya baterai di semua produk elektronik menghasilkan panas. Itu berlaku untuk semua produk elektronik ya. Panasnya tentu tidak sampai sangat tinggi dan bisa bervariasi. Ada yang memang panas, ada pula yang hanya hangat. Nah, dari mana panas itu berasal? Untuk menjawab hal itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui dulu mengenai Voltage dan Ampere
.
Tegangan dan Arus
Ada dua hal yang wajib kita cermati dalam memilih charger atau pengisi daya. Pertama adalah kapasitas arus yang diukur dalam satuan Ampere (A). Kedua adalah tegangan atau voltage (V). Charger memiliki tingkat ampere (A) atau aliran arus yang berbeda-beda. Ada yang memiliki output 0,5A, 1A, hingga 2,4 Ampere.
Charger berkapasitas 1A sama dengan 1.000 mAh. Artinya, charger tersebut dapat mengeluarkan tenaga hingga 1.000 miliampere (mAh) dalam satu jam ke perangkat Anda. Demikian halnya dengan arus sebesar 2A, teori yang sama berlaku. Besaran arus ditentukan pabrikan smartphone, bergantung komponen, terutama baterai yang hendak digunakan.
Untuk produk gaming yang biasanya dilengkapi baterai berkapasitas besar, dibutuhkan charger dengan arus besar, supaya lama pengisian baterai tidak terlalu lama. Besaran arus juga berarti berhubungan dengan kecepatan pengisian pada charger. Semakin besar Ampere, semakin cepat pengisian.
Selain arus, perlu diperhatikan pula soal tegangan. Satuan tegangan adalah voltage (V). Kebanyakan charger yang menggunakan USB port, voltage yang digunakan adalah 5V. Itu sudah merupakan tegangan standar untuk kebanyakan produk elektronik mikro. Jadi, jangan gunakan pengisi daya yang punya voltage lebih dari 5V karena akan merusak perangkat elektronik ataupun ponsel kamu.
Lebih baik menggunakan charger dengan arus Ampere yang lebih besar daripada voltage yang lebih besar. Penggunaan arus yang lebih besar akan mempercepat proses pengisian daya. Tapi, konsekuensi dari pengisian daya yang cepat adalah munculnya panas pada perangkat gaming.
Panas Saat Isi Daya Itu Normal, Asal…
Perangkat gaming yang menggunakan baterai mempunyai sistem pembatasan kapasitas secara otomatis. Artinya, jika arus yang dibutuhkan adalah 1A maka dia hanya akan menggunakan arus sebesar itu, meski diisi dengan charger berkapasitas 2A atau malah 2,4A sekaligus.
Seperti disebut di atas, pengisian dengan menggunakan charger yang memiliki arus lebih besar memang bisa mempercepat pengisian. Sebaliknya, jika kapasitas charger lebih kecil, maka proses pengisian akan lebih lama.
Tapi, penggunaan charger dengan kapasitas lebih besar juga punya risiko, yaitu munculnya panas di dekat baterai. Panas tersebut adalah hal yang normal karena arus yang masuk ke perangkat gaming seperti mouse gaming, lebih besar dari kapasitas mouse tersebut.
Meski demikian, perlu diwaspadai jika panas yang muncul tidak biasa atau bisa digolongkan overheat. Jika saat diraba bagian dekat baterai terasa sangat panas, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:
-
Baterai Bermasalah
-
Charger bermasalah
Jika diraba pada bagian port charger yang terasa lebih panas, maka ada kemungkinan charger mengalami masalah, entah arusnya yang terlalu besar atau tidak stabil.
Jika mengalami dua hal tersebut, maka segera ganti charger dengan charger lain agar tidak merusak produk gaming. Solusi lain adalah dengan mengganti charger dengan menggunakan charger pintar. Saat ini, teknologi charger pintar yang ada di pasaran didominasi oleh teknologi Qualcomm Fast Charger 3.0.
Fast charger yang menggunakan Qualcomm 3.0 ini bisa dipakai untuk mengisi baterai perangkat dengan kecepatan yang sama dengan Quick Charge 2.0, tapi suhu perangkat akan lebih dingin. Bisa juga diatur agar mengisi daya lebih cepat dengan suhu yang sama.
Sejak kehadirannya, teknologi Qualcomm 3.0, seperti yang di benamkan di fast charger Rexus PA75 dan PA81, sudah didukung dan bisa dipakai oleh perangkat-perangkat berbasis chip Snapdragon 820. Fitur pengisian baterai cepat ini juga hadir di chip kelas menengah Snapdragon 625 dan 435 yang baru.
Teknologi Quick Charge 3.0 ini juga kompatibel dengan beragam tipe konektor pengisi daya yang beradar di pasaran, mulai dari micro-USB yang biasa dipakai dan tersedia luas hingga USB Type-C terbaru. Tentu, perangkat gawai dan charger yang bersangkutan harus mendukung fitur fast charging tersebut.
Jadi, biar mouse gaming kamu tidak demam alias panas saat di-charge, pakai charger pintar deh. Orang pintar mousenya adem.