Protein Leather, Kulit Imitasi Pelapis Headset yang Lebih Nyaman dari Kulit Asli

Gamer, salah satu jenis kulit imitasi pelapis headset gaming yang kini sedang ngetrend adalah protein leather. Penggunaan kulit imitasi ini membuat permukaan earcup dan bando headset makin halus dan nyaman saat digunakan. Tak hanya pada headset, jenis kulit imitasi ini juga sudah digunakan pada peralatan lain, termasuk pakaian. Hasilnya, kulit ini dinilai lebih nyaman dan lebih mudah perawatanna dibandingkan kulit asli.

Protein leather merupakan salah satu jenis kulit imitasi. Disebut “protein” karena kulit imitasi ini mengombinasikan bubuk protein dengan senyawa resin untuk membentuk lembaran kulit buatan yang memiliki kekuatan dan karakteristik yang mirip dengan kulit asli. Lembaran kulit imitasi tersebut kemudian disatukan dengan polyester sebagai material utamanya.

Protein leather diklaim lebih mirip dengan kulit asli karena pori-porinya lebih halus. Soal durabilitas, protein leather juga lebih kuat dan awet dibanding polyutherane leather, jenis kulit sintentis yang juga banyak digunakan untuk industri headset dan kursi gaming.

earcup

Imitasi yang Lebih Bagus dari Aslinya

Sejak produk pelapis yang terbuat dari kulit asli makin langka karena proses penyamakan yang lama dan terbatasnya hewan yang bisa dimanfaatkan kulitnya, orang menggunakan produk imitasi untuk menggantinya. Penggunaan kulit tiruan yang lebih terjangkau makin banyak. Kualitas kulit tiruan pun semakin lama semakin mendekati kualitas kulit asli. Bahkan, untuk beberapa aspek, kulit tiruan justru lebih punya keunggulan, seperti protein leather ini.

Protein leather mempunyai kesamaan dan karakteristik yang mirip dengan kulit asli berkualitas. Keunggulannya tentu adalah soal harga yang lebih terjangkau. Selain itu, karena dibuat dengan menggunakan mesin, maka warna dan kualitas yang dihasilkan akan selalu konsisten. Soal durabilitas, protein leather dapat awet hingga pulihan tahun.

Dari segi perawatan, protein leather membutuhkan perawatan jauh lebih minim dibandingkan dengan perawatan kulit asli. Secara periodik, kulit asli harus dirawat, yaitu dengan menggunakan losion pelembap kulit agar terhindar dari kekeringan yang menyebabkan lapisan kulit berkerak dan akhirnya sobek. Kulit asli juga tidak bisa dijemur secara langsung di bawah sinar matahari.

Headset S7 Pro

Penggunaan Pada Peralatan Non Furnitur

Penggunaan kulit imitasi awalnya banyak diaplikasikan pada produk fashion. Sejak marak kampanye anti penggunaan pakian dari bulu atau kulit hewan, kulit imitasi jadi satu pilihan pengganti kulit. Tak hanya fashion, produk furnitur juga memanfaatkan bahan ini. Semakin ke sini, semakin banyak produk yang menggunakan bahan kulit imitasi, termasuk peralatan audio dan gaming.

Sejak ditemukan pertama kali oleh Nathaniel Baldwin pada 1910, headphone atau jemala mulai berkembang. Adalah AKG yang pada era 60-an mulai memproduksi headphone seperti sekarang ini, yaitu dengan pelapis earcup dari bahan yang dapat meredam bising lingkungan sekitar. Selain kain kanvas dan polyesther, penggunaan kulit imitasi pun makin sering digunakan.

Saat ini, penggunaan kulit imitasi makin marak karena lebih muda dibersihkan dan terasa lebih nyaman saat digunakan. Rexus memperucayakan produk headset premiumnya, S7 Pro, pada material pelapis ini. Dengan kombinasi memory foam dan protein leather, kemampuan meredam bising dari luar dapat dimaksimalkan. Selain itu, penggunaannya pun jadi lebih nyaman, terutama saat digunakan dalam waktu lama.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published